REPUBLIKA.CO.ID, PRATTE IN -- Indonesia menggelar bazar produk, pergelaran seni, dan tari tradisional Indonesia di Kultur & Sprortzentrum, PratteIn, Swiss, pada 24-25 Juli lalu. Bazar ini dinikmati warga negara Indonesia yang tinggal di Swiss maupun warga lain saat mulai masuknya musim panas dan dimulainya pelonggaran kembali pembatasan sosial di negara tersebut sejak bulan lalu.
Acara tersebut dinamai Remarkable Indonesia Fair yang terlaksana atas kerja sama antara Kedutaan Besar Republik Indoneisa (KBRI) Bern, Kementerian Perdagangan RI (Atase Perdagangan), Verein Indonesia-Schweiz, dan Sinar Indonesia GmbH. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya promosi Trade, Tourism, Investment (TTI) bagi masyarakat di Swiss.
Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) RI untuk Swiss dan Liechstentien, Muliaman D Hadad bersama dengan Wali kota Pratteln, Stephan Burgunder, hadir dan membuka kegiatan secara resmi didampingi Presiden Verein Indonesia-Schweiz, Ersalina Schimidlin, KUAI PTRI Jenewa, Dubes GrataWerdaningtyas dan Dewatap RI II di Jenewa, Dubes Syamsul Siregar.
Penyelenggaraan kegiatan Remarkable Indonesia Fair terlaksana dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai dengan aturan yang berlaku dari pemerintah Swiss. Sejak 26 Juni, pemerintah Swiss mulai melakukan relaksasi kebijakan termasuk telah memperbolehkan penyelenggaraan dengan skala yang lebih besar.
Dalam kegiatan Remarkable Indonesia Fair, KBRI Bern juga membuka pelayanan kekonsuleran ‘warung konsuler’ bagi WNI yang memerlukan.
Duta Besar Luar Biasa Berkuasa Penuh (Dubes LBBP) RI untuk Swiss dan Liechstentien, Muliaman D Hadad menyampaikan, saat ini terbuka kembali kesempatan untuk melakukan promosi setelah pemerintah Swiss memberikan pelonggaran bagi kegiatan masyarakat.
Hubungan Indonesia-Swiss telah semakin meningkat tidak saja antarpemerintah tapi juga antarpebisnis, dan antarwarga. "Hubungan Indonesia-Swiss akan semakin baik dan diharapkan akan terus membaik setelah semua pihak melakukan ratifikasi Indonesia-EFTA CEPA (Comprehensive Economic Partnership Agreement between the Republic of Indonesia and the European Free Trade Association States)," ujar Muliaman dalam rilis pers yang diterima Republika, Selasa (27/7).
Menurut Swiss Federal Customs Administration (FCA), total nilai ekspor Indonesia ke Swiss pada periode Januari-Juni 2021 yaitu sebesar 888 juta dolar AS. Sementara nilai impor Indonesia dari Swiss sebesar 173 juta dolar AS.
Perdagangan Indonesia-Swiss mencatat surplus bagi Indonesia sebesar 715 juta dolar AS pada periode Januari-Juni pada 2021, atau surplus senilai Rp 10,3 triliun. Tahun 2021 merupakan tahun perayaan peringatan 70 tahun hubungan Indonesia dengan Swiss sejak dibukanya hubungan diplomatik kedua negara pada 1951.
Muliaman berharap, kemajuan yang sudah dicapai akan terus meningkat dengan komitmen kedua negara memperkuat kemitraan. Khususnya kemitraan dalam hubungan ekonomi yang semakin erat serta komitmen dukungan Swiss dalam kemitraan ekonomi komprehensif melalui Indonesia-EFTA CEPA.