Jumat 09 Jul 2021 02:17 WIB

Investor Disebut Nantikan Emiten Sektor Teknologi Digital

Era digitalisasi menjadi potensi yang baik bagi perusahaan berbasis teknologi

Rep: Novita Intan/ Red: Satria K Yudha
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Galih Pradipta
Karyawan melintas di dekat layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana sejumlah perusahaan sektor teknologi digital untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi disambut baik investor. Menurut analis, kehadiran emiten sektor teknologi di bursa cukup dinantikan investor. 

 

Analis Trimegah Sekuritas Rovandi menilai, pelaku pasar akan antusias menyambut emiten teknologi digital yang akan melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Selain karena kapitalisasi yang besar, meningkatnya minat penggunaan jasa teknologi di masyarakat membuat para investor menanti kedatangan emiten sektor teknologi di papan perdagangan BEI.

 

“Tentu, market juga akan melihat aspek nilai para perusahaan tersebut, apakah murah atau mahal IPO-nya,” kata Rovandi kepada wartawan, kemarin.

 

Rovandi juga menyampaikan, strategi bisnis dengan IPO akan membuat perusahaan digital dapat memperluas basis investasi para pemilik modal dalam negeri. Sebab, era digitalisasi menjadi potensi yang baik bagi perusahaan berbasis teknologi untuk terus tumbuh, apalagi di masa pandemi Covid-19 saat ini. 

 

Dana yang terkumpul dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan bisnis perusahaan. “Salah satu tujuan IPO sendiri adalah untuk mencari dana segar dan bisa menjadi dana tambahan untuk mengembangkan serta membesarkan nama agar lebih terkenal lagi,” katanya.

 

Seperti diketahui, salah satu perusahaan e-commerce Bukalapak bakal melaksanakan IPO. Bukalapak dikabarkan akan melepas sebanyak-banyaknya 25 persen saham dari total modal yang disetor dan ditempatkan.

 

Perusahaan berbasis teknologi digital lainnya yang akan melantai di BEI pada Juli 2021 adalah PT Trimegah Karya Pratama atau yang dikenal dengan merek dagang Ultra Voucher. Perusahaan dengan kode UVCR ini merupakan pelopor dan agregator voucer diskon digital. Mereka akan melepas maksimal 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh, atau maksimal 500 juta lembar saham.

 

Berdasarkan prospektus yang sudah dipublikasikan, UVCR sedang menjalankan periode bookbuilding dengan harga yang ditawarkan di rentang Rp 100–Rp 130 per saham. Dengan demikian, dana yang akan terkumpul ditargetkan sebesar Rp 50 miliar–Rp 65 miliar.

 

Chief Operating Officer & Co-Founder PT Trimegah Karya Pratama Riky Boy Permata mengungkapkan, Ultra Voucher juga termasuk sebuah aplikasi dan fitur pelengkap dari berbagai platform, perusahaan dan bank digital. Secara fundamental, bisnis Ultra Voucher menunjukkan performa positif. 

 

Sepanjang 2020, laba bersih tahun berjalan tercatat melonjak 408,9 persen. Per Maret 2021, laba tahun berjalan tercatat Rp 543,49 juta dengan total penjualan Rp 194,48 miliar.

 

“Dana hasil IPO ini akan digunakan untuk meningkatkan fundamental bisnis perseroan, yakni sekitar 36 persen untuk belanja modal termasuk pengembangan produk dan fitur, 34 persen untuk beban operasional termasuk penambahan sumber daya manusia, perangkat lunak, channel distribusi, dan 30 persen untuk peningkatan modal kerja termasuk pembelian persediaan voucer,” kata Riky. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement