Rabu 07 Jul 2021 21:51 WIB

Resilience Saat Pandemi, Performa Bank Syariah Tetap Stabil

Performa stabil bisa menjadikan perbankan syariah motor pemulihan ekonomi nasional

Rep: Lida puspaningtyas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Nasabah bank menunggu giliran untuk memigrasikan rekening bank konvensional ke rekening bank syariah, di cabang Bank Syariah Indonesia (BSI) di Banda Aceh, Aceh. Sektor perbankan syariah di Indonesia masih menunjukkan kemampuannya bertahan di tengah krisis. Ini dibuktikan dengan portofolio bisnis dan kinerja bank syariah, termasuk di pasar modal yang cenderung stabil.
Foto:

Performa saham BRIS selama sebulan terakhir yakni meningkat 20 persen walaupun kondisi market sedang diguncang oleh pandemi Covid-19 sejak awal Juni 2021. Banjaran melihat, perolehan tren positif yang terus diperoleh bank syariah di Indonesia juga dikarenakan kemampuan bank syariah di Indonesia dalam menciptakan layanan berbasis digital yang lebih memudahkan masyarakat dan nasabahnya.

Hal ini dikarenakan, produk bank syariah di Indonesia bisa masuk ke sektor-sektor mikro yang menjadi hajat hidup orang banyak. Sektor IT akan jadi tumpuan, juga jasa kesehatan dan kegiatan sosial.

"Kita harus lihat overheat dari dua jasa terakhir tadi, dimana akan ada batas atas dari dua jasa tadi. Uprise akan ada di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan. Sektor yang akan rebound lebih awal itu perdagangan besar dan eceran,” ujarnya.

Direktur Wholesale Transactional Banking BSI Kusman Yandi mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan salah satu wujud komitmen BSI kepada masyarakat Indonesia dalam menciptakan ekosistem ekonomi dan keuangan syariah yang lebih inklusif. Sekaligus dalam rangka meningkatkan literasi masyarakat terhadap ekonomi perbankan syariah.

“Acara ini dihadirkan sebagai bentuk komitmen BSI dalam mendukung pengembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia," katanya.

 

Data menunjukkan pasar modal syariah menyumbangkan aset sebesar Rp 1.077,62 triliun dari total aset keuangan syariah di Indonesia yang mencapai Rp 1.823,13 triliun pada Januari 2021. Tentunya angka tersebut dapat dioptimalkan kembali seiring dengan naiknya jumlah investor milenial di Indonesia di era pandemi ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement