Jumat 02 Jul 2021 09:16 WIB

Industri Tekstil Minta Perlindungan Serbuan Produk Impor

`Ekspor terdampak pandemi, industri TPT minta perlindungan dari serbuan produk impor.

Pekerja menyelesaikan pemintalan benang di pabrik pembuatan sarung di Majalaya, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Senin (9/11/2020). Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Jawa Barat mencatat, sebanyak 19.089 pekerja dari 460 perusahaan tekstil telah terkena PHK sedangkan yang dirumahkan mencapai 80.138 pekerja dari 983 perusahaan.
Foto:

Jadi Andalan

Sementara itu Vice President PT. Sucofindo (Persero), Soleh R. Maryam, dalam paparannya menyampaikan industri TPT merupakan salah satu industri andalan, yang nilai ekspor produknya pada 2019 mencapai 12,9 miliar dollar AS, dan telah menyerap 3,74 tenaga kerja, dengan 1,1 juta industri Kecil Menengah (IKM).

Namun diakuinya, industri TPT sangat terdampak oleh pandemi Covid 19, sebagaimana terlihat dari pertumbuhan negatif 5,41% pada 2020. Selain itu, volume produksi sempat anjlok hingga 85%, dan utilisasi hanya 5,05%.

Masalahnya, lanjut Soleh, industri TPT nasional saat ini menghadapi tekanan impor yang berat. Selain itu industri TPT nasional juga dihadapkan dengan kondisi menuanya mesin-mesin, dan tingginya ongkos produksi.

“Industri TPT nasional perlu diberikan insentif, baik dalam bentuk tax deduction maupun penurunan harga gas bagi industri hulu tekstil,” tekan Soleh.

Sementara ekonom Prof. Dr. I Made Adnyana, S.E., M.M. berharap pemerintah memperkuat kebijakan pada industri TPT, dengan membuang peluang kepada siapapun untuk berinvestasi, dengan memberikan kemudahan dan keringanan biaya.

“Juga beri kesempatan kepada industri kecil dan menengah, dan dorong munculnya semangat tranformasi struktural kepada industri TPT untuk memperkuat daya saing,” pungkas Adnyana.

sumber : Rilis
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement