Jumat 04 Jun 2021 15:20 WIB

Analis Pangkas Proyeksi IHSG Akhir 2021 Jadi 6.500

Sebelumnya analis dari Mirae Sekuritas optimistis IHSG akhir 2021 bisa capai 7.000

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Mirae Asset Sekuritas merevisi ulang proyeksi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir 2021 ke level 6.500 dengan skenario agresif di level 6.800. Sebelumnya, perusahaan optimistis IHSG bisa menyentuh level 6.800 hingga 7.000.
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Karyawan memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. Mirae Asset Sekuritas merevisi ulang proyeksi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir 2021 ke level 6.500 dengan skenario agresif di level 6.800. Sebelumnya, perusahaan optimistis IHSG bisa menyentuh level 6.800 hingga 7.000.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mirae Asset Sekuritas merevisi ulang proyeksi target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhir 2021 ke level 6.500 dengan skenario agresif di level 6.800. Sebelumnya, perusahaan optimistis IHSG bisa menyentuh level 6.800 hingga 7.000. 

"Dari awal tahun kami sudah memberi target di level 6.800 dengan worst scenario di level 5.300. Tapi dengan kondisi saat ini, di akhir tahun bisa 6.500," kata Head of Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Roger MM, Kamis (3/6). 

Menurut Roger, IHSG akan cukup tertekan dengan beberapa sentimen global. Pertama, pelaku pasar global akan fokus mengamati kebijakan The Fed terkait perkembangan suku bunga di Amerika Serikat (AS). 

Seperti diketahui, pertumbuhan ekonomi di AS saat ini melaju cukup cepat dan sinyal kenaikan suku bunga AS sudah menjadi pembahasan di Indonesia. Kenaikan suku bunga di AS ini tentunya akan berdampak negatif bagi IHSG. 

Roger melihat The Fed berpotensi menaikkan suku bunganya pada paruh kedua tahun ini. "Kemungkinan besar akan terjadi di semester II, kita masih menunggu sinyal dari The Fed.

Selanjutnya yang menjadi tantangan pergerakan IHSG ke depan adalah taper tantrum, yaitu efek dari pengetatan kebijakan The Fed. Dengan pulihnya ekonomi, Roger melihat, pemerintah AS berpotensi mengurangi stimulus dari The Fed. Ini juga diperkirakan akan terjadi pada semester II.

Meski demikian, menurut Roger, IHSG akan mendapat banyak sentimen positif dari dalam negeri. Diantaranya yaitu pertumbuhan ekonomi Indonesia dikuartal II yang kemungkinan positif.

"Pemerintah sudah menetapkan target 7 persen atau lebih. Ini akan menjadi sentimen yang cukup bagus untuk IHSG," tutur Roger. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement