Kamis 20 May 2021 16:25 WIB

Neraca Dagang Surplus, IHSG Ditutup Menguat

Sepanjang Januari-April 2021, total nilai ekspor mencapai 67,38 miliar dolar AS.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (20/5). IHSG ditutup menguat 0,64 persen atau naik 37 poin 5.797,59.
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (20/5). IHSG ditutup menguat 0,64 persen atau naik 37 poin 5.797,59.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (20/5). IHSG ditutup menguat 0,64 persen atau naik 37 poin 5.797,59. 

Penguatan IHSG ini terjadi di tengah pergerakan pasar saham Asia yang berfluktuasi. Pada perdagangan kemarin malam, ketiga bursa utama Wall Street juga berakhir di zona merah. 

Baca Juga

Kenaikan IHSG ini ditopang oleh perbaikan neraca dagang Indonesia di bulan April 2021. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan periode Januari-April 2021 mencatatkan surplus sebesar 7,72 miliar dolar AS. 

"Rilis data neraca perdagangan yang mencatatkan surplus memberikan sentimen positif terhadap pergerakan IHSG pada hari ini," kata Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus, Kamis (20/5). 

Sepanjang Januari-April 2021, BPS mencatat total nilai ekspor mencapai 67,38 miliar dolar AS sedangkan total nilai impor sebesar 7,96 miliar dolar AS. Surplus neraca ini merupakan yang tertinggi sejak lima tahun terakhir.

Selain itu, sentimen positif juga datang dari program vaksinasi gotong royong yang dimulai pada Rabu (19/5). Program vaksinasi ini memberikan harapan bagi percepatan vaksinasi nasional yang saat ini dinilai masih lambat. 

Dalam menuju proses pemulihan, menurut Nico, stimulus dapat menjadi kunci negara mampu menuju ke tahap tersebut. "Sehingga komitmen dari pemerintah dan lancarnya distribusi stimulus akan menjadi perhatian utama para pelaku pasar," kata Nico.

Dari luar negeri, pergerakan pasar saham mendapat pengaruh dari kenaikan tajam pada ekspor Jepang sebesar 38 persen secara tahunan. Angka tersebut lebih tinggi dari ekspektasi ekonom yang memperkirakan adanya kenaikan sebesar 30,9 persen. 

Kenaikan itu merupakan kenaikan yang paling signifikan sejak April 2010. Penjualan ke China mengalami kenaikan 33,9 persen, sementara penjualan ke Amerika Serikat naik 45,1 persen karena permintaan mobil. Sedangkan impor naik 12,8 persen.

Sepanjang hari ini Indeks LQ45 bergerak menguat. Saham-saham yang mendominasi penguatan di antaranya EXCL, TLKM, ERAA, TBIG, dan UNVR. Sedangkan saham-saham yang medominasi penurunan diantaranya ANTM, MDKA, INCO, TKIM, PTBA, dan INKP.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement