REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyiapkan kebutuhan daging menjelang Hari Raya Idul Fitri dengan memobilisasi sapi-sapi yang ada di sentra peternakan ke konsumen hingga H-3 Lebaran 2021. Deputi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Perekonomian Musdhalifah Machmud dalam webinar mengenai kerja sama Indonesia-Australia dalam pemenuhan daging sapi yang dipantau di Jakarta, Rabu (28/4), mengatakan saat ini pasokan daging yang biasanya dipenuhi melalui impor mengalami beberapa kendala pada masa pandemi Covid-19.
Musdhalifah menyebut daging sapi dan sapi bakalan yang biasanya diimpor dari Australia mengalami kendala karena menurunnya produksi sapi di negara Kanguru tersebut ditambah lagi dengan tingginya harga daging sapi secara global.Sementara itu, pandemi Covid-19 yang masih berlangsung menjadi kendala dalam distribusi di mana terdapat keterbatasan kapal dan kontainer untuk memasok daging dari negara lain di luar Australia.
"Untuk pemenuhan daging sapi dalam negeri dipasok dari beberapa sentra ternak sapi seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, dan Lampung. Untuk musim hari besar nasional seperti Idul Fitri, Idul Adha, Natal dan Tahun Baru, biasanya kita mobilisasi ternak-ternak dari sentra produksi ke sentra konsumen umumnya di Jabodetabek," kata Musdhalifah.
Dia mengatakan pemerintah akan terus memonitor ketersediaan daging di pasaran menjelang H-3 Hari Raya Idul Fitri untuk memastikan pemenuhan kebutuhan masyarakat. Menurut Musdhalifah, kebutuhan daging di masyarakat naik sekitar 0,5 persen hingga 3,05 persen menjelang Ramadhan dan Idul Fitri yang diiringi terjadinya kenaikan harganya seiring peningkatan permintaan dan keterbatasan pasokan.
Kenaikan permintaan daging ini diprediksi akan terus meningkat hingga H-3 Idul Fitri.Selain pemenuhan daging sapi, pemerintah juga telah melakukan importasi daging kerbau yang ditugaskan kepada Perum Bulog untuk memenuhi kebutuhan daging masyarakat.
Hingga saat ini Bulog telah memiliki stok hingga 13 ribu ton daging kerbau yang diimpor dari India. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan daging pada sisa waktu 2021.
Anggota Dewan Gabungan Pelaku Usaha Sapi Potong Indonesia (Gapuspindo) Dicky Adikelana Adiwoso mengatakan pihaknya telah berupaya secara maksimal memenuhi permintaan daging sapi pada 2020 saat pasokan daging impor mengalami kendala karena pandemi Covid-19.
Namun, ia mengatakan Gapuspindo tidak bisa terus menerus memenuhi permintaan daging nasional yang memang masih defisit, terlebih pada Ramadhan dan menjelang Hari Raya Idul Fitri.Oleh karena itu, pemerintah memutuskan untuk melakukan importasi daging kerbau dari India lantaran keterbatasan pasokan daging sapi dari Australia dan tingginya harga daging sapi secara global.