Senin 26 Apr 2021 20:16 WIB

Top! Bisnis Digital Genjot Kinerja BNI

Bisnis digital BNI meningkat didorong upaya perseroan percepat digitalisasi layanan

Direktur Manajamen Risiko BNI David Pirzada, Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar, Wakil Direktur Utama BNI Adi Sulistyowati, Direktur IT dan Operasi BNI Y.B. Hariantono, dan Direktur Corporate Banking BNI Silvano Rumantir (kiri ke kanan) berbincang-bincang di sela Public Expose BNI Kuartal I 2021 di Jakarta, Senin (26 April 2021). Transformasi digital turut mendorong kinerja BNI di mana, nilai transaksi BNI Mobile Banking tercatat tumbuh 33,2% menjadi Rp 138 Triliun serta jumlah transaksi BNI Mobile Banking meningkat 50,4% menjadi sebanyak 95 juta pada Kuartal 1 Tahun 2021.
Foto:

Franchise DPK

BNI melanjutkan tren kinerja positif di tengah proses pemulihan ekonomi nasional. Pada kuartal pertama 2021, perseroan mencatat Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh 8,1 persen year on year (YoY) mencapai Rp 639,0 Triliun, terutama dikontribusikan oleh peningkatan giro dan tabungan yang masing-masing tumbuh 13,1 persen dan 12,9 persen YoY. Hal ini mempertegas posisi BNI sebagai salah satu franchise DPK yang kuat di industri.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, di tengah tren penurunan suku bunga kredit untuk mendorong perekonomian nasional, Perseroan berupaya untuk memastikan pertumbuhan DPK yang sehat dalam rangka menjaga marjin bunga bersih (Net Interest Margin). Pada kuartal pertama 2021, Perseroan membukukan NIM yang membaik dari 4,5% di akhir tahun 2020 yang lalu menjadi 4,9%. Pencapaian ini juga diikuti dengan pertumbuhan kredit 2,2% YoY, jauh lebih baik dibandingkan rata-rata industri dimana hingga kuartal 1 tahun 2021, total kredit yang disalurkan mencapai Rp 559,33 triliun.

Sementara itu, di tengah kondisi perkonomian yang masih menantang di tiga bulan pertama tahun 2021, Perseroan dapat merealisasikan pendapatan non bunga atau fee based income sebesar Rp 3,19 triliun. Pencapaian ini antara lain dikontribusikan dari recurring fee yang mencapai Rp 2,91 triliun atau tumbuh 9,4 persen dari posisi yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan recurring fee berasal dari komisi atas jasa transaksi perbankan seperti layanan cash management dan trade finance bagi segmen bisnis, serta layanan ATM, mobile banking, dan layanan elektronis atau e-channel lainnya di segmen ritel.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement