REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah menyebut dampak pandemi Covid-19 utamanya dirasakan oleh perempuan. Sebab, sektor informal seperti UMKM sekitar 93 persen pekerjanya merupakan perempuan. Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, sektor informal mengalami tekanan luar biasa akibat Covid-19. Hal itu terjadi akibat kebijakan pemerintah yang melakukan pembatasan kegiatan masyarakat.
"Ini semuanya menggambarkan bahwa Covid-19 akan memberikan dampak yang luar biasa lebih besar, lebih berat kepada perempuan," ujarnya saat acara Perempuan Penggerak Ekonomi Masa Depan secara virtual, seperti dikutip Sabtu (24/4).
Menurutnya, pemerintah pun merespons itu dengan kebijakan-kebijakan yang mendukung pelaku UMKM melalui program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Di dalam program tersebut, pemerintah mengalokasikan anggaran UMKM sebesar Rp 191,13 triliun pada tahun ini. "Mulai dari kredit usaha rakyat sampai kepada Umi, yaitu ultramikro dan berbagai program bantuan produktif kepada UMKM yang mencapai lebih dari 12 juta itu semuanya mayoritas adalah perempuan," ungkapnya.
Selain bantuan terhadap UMKM yang mayoritas perempuan, pemerintah juga memberikan perhatian serius kepada perlindungan sosial. Di dalam program perlindungan sosial dianggarkan sebesar Rp 150,88 triliun pada tahun ini.
“Anggaran digunakan program PKH, kartu sembako, bansos tunai, BLT desa, kartu prakerja, hingga bantuan kuota internet. Perlindungan sosial pemerintah dalam hal bansos yang meningkat sangat tinggi itu mayoritas ditujukan kepada keluarga, kepala keluarga perempuan yang menerimanya, kita memberikan perhatian yang lebih besar kepada perempuan," ungkapnya.