REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menargetkan, jumlah pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang melakukan ekspor bisa naik menjadi 15 persen. Saat ini baru 14 persen produk UMKM yang diekspor.
"Kemenkop (Kementerian Koperasi dan UKM) diminta presiden dongkrak ekspor produk UMKM. Saat ini baru 14 persen, kami targetkan 15 persenlah, nggak jauh-jauh," ujar Teten saat membuka pameran virtual InaFashion Smesco Online Expo 2021 di Jakarta yang disiarkan pula secara virtual, Rabu (21/4).
Maka, lanjutnya, berbagai ekosistem demi mendorong UMKM naik kelas dan go global pun disiapkan. Salah satunya terkait akses pembiayaan.
"Sekarang banyak pembiayaan untuk skla mikro dan usaha mikro di Indonesia. Hanya saja dari evaluasi kami, nggak mudah bagi UMKM melompat ke kredit komersil untuk pengembangan kapasitas usahanya," tuturnya.
Atas dasar itu, Teten melanjutkan, bersama Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kemenkop sedang menyiapkan skema pembiayaan baru bagi UMKM. Lalu diharapkan, akses pembiayaan perbankan untuk UMKM pada 2024 bisa mencapai 30 persen, saat ini baru sekitar 20 persen.
"KUR (Kredit Usaha Rakyat) yang sekarang maksimum Rp 500 juta akan kita tingkatkan menjadi Rp 20 miliar. Sebab, kalau Rp 500 juta usahanya akan mikro terus, padahal kita perlu menambah jumlah wirausaha di Tanah Air," jelas dia.
Teten menyebutkan, dibandingkan negara lain di Asia Tenggara atau Asean, jumlah wirausaha di Indonesia paling sedikit, persentasenya baru sekitar 3,47 persen. Sementara di Singapura sudah mencapai 8,5 persen serta di Malaysia sebesar 4,5 persen.
"Padahal untuk menjadi negara maju, rasio jumlah pengusahanya minimum 4 persen. Artinya, dari 64 juta pelaku UMKM di Indonesia, yang berhasil naik kelas sangat lambat dan relatif kecil, sehingga harus diubah ekosistemnya," tutur dia.