Jumat 09 Apr 2021 21:41 WIB

Membuka Peluang Investasi Timteng dan Indonesia

Pemerintah Arab Saudi berencana menambah kuota haji dan umrah 10 juta pada 2030

Calon Ketua Umum Kadin Indonesia 2021- 2026, Arsjad Rasjid  (kiri) bersama Yenny Wahid (kanan) dalam acara peluncuran buku “Duta Antara Dua Kutub” karya Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Esam Abid Althagafi.
Foto: istimewa
Calon Ketua Umum Kadin Indonesia 2021- 2026, Arsjad Rasjid (kiri) bersama Yenny Wahid (kanan) dalam acara peluncuran buku “Duta Antara Dua Kutub” karya Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Esam Abid Althagafi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Arus investasi menjadi salah satu faktor yang dapat memepercepat peningkatan perekonomian Indonesia, di tengah masa pandemi covid-19.  Adanya Undang Undang Cipta Kerja, diyakini pemerintah akan memudahkan investor asing berinvestasi dan memperluas lapangan kerja di Indonesia. 

"Kerja sama perdagangan tidak harus selalu dengan Eropa, Timur Tengah dan Afrika juga punya peluang besar, terlebih Arab Saudi ingin mendatangkan investor banyak karena adanya proyek pemindahan ibukota," ujar Arsjad Rasjid, Presiden Direktur PT Indika Energy Tbk Kamis (8/4) di sela acara peluncuran buku "Duta Antara Dua Kutub" karya Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Esam Abid Althagafi.

Arsyad  menyampaikan Indonesia akan membuka pintu sangat lebar  bagi para investor, terlebih adanya proyek besar negara yaitu pemindahan Ibukota dari DKI Jakarta ke Kalimantan. Calon Ketua Umum Kadin Indonesia 2021-2026 ini menekankan hubungan ekonomi tak harus selalu ditujukan kepada negara barat. Ia menilai negara di Timur Tengah, khususnya Arab Saudi memiliki peluang tinggi untuk menjadi investor. Pandangannya menuai banyak dukungan dari para Duta Besar di Timur Tengah dan Afrika. Dukungan tersebut salah satunya untuk maju dalam bursa Pemilihan Ketua Umum maupun membuka akses ekonomi dan bisnis. 

Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Esam Abid Althagafi menyampaikan telah melakukan koordinasi dengan Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Muhammad Lutfi untuk melakukan kunjungan para pengusaha Arab Saudi ke Indonesia. Begitu pula dengan sebaliknya. Kini, Arab Saudi telah membuka peluang bagi pengusaha Indonesia untuk mendirikan usaha di Arab Saudi yang mendukung berjalannya ibadah haji dan umrah. 

Selain itu, pemerintah Arab Saudi kini tengah membangun kota baru bernama Neom, yang ditujukan sebagai kota untuk menarik pariwisata.  Nantinya, visa yang diterbitkan Arab Saudi tak lagi hanya untuk beribadah, tetapi untuk turis. Pada tahun 2030, pemerintah Arab Saudi juga berencana akan menambah kuota jamaah haji dan umrah yang semula hanya 2 hingga 4 juta, menjadi 10 juta. Kuota ini akan diprioritaskan bagi jamaah Indonesia."Kerja sama antar kedua negara tentunya akan memiliki dampak yang signifikan, baik dalam sektor ekonomi dan pariwisata," ujar  Esam Abid Althagafi.

Direktur Wahid Foundation Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny Wahid) mengapresiasi terbitnya buku karya Dubes Kerajaan Arab Saudi untuk Indonesia tersebut. Keberadaan buku itu menjadi gambaran betapa strategisnya posisi para diplomat dalam membangun peradaban manusia dan dunia."Ini buku menarik, sarat pesan dan semangat menuju kebaikan bersama di tataran global," kata Yenny Wahid. 

Buku ini perlu disambut dengan semangat peningkatan kerja sama antara Indonesia dan negara-negara Timur Tengah lainnya dalam berbagai bidang. Semangat menuju kebaikan bersama tergambar pula dari banyak diplomat dan pemimpin negara-negara Timur Tengah yang ditemuinya selama ini. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement