REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CEO Sucor Sekuritas, Bernadus Wijaya menghimbau untuk memperhatikan beberapa aspek sebelum memutuskan berinvestasi. Aspek terpenting adalah memastikan keresmian lisensi lembaga yang akan diinvestasi. Calon investor juga perlu mempelajari metode ideal saat bermain di pasar modal, seperti memiliki RDN (rekening dana nasabah) pribadi, dan jaminan keamanan dan kerahasiaan data nasabah.
“Tetapi jika dana kita sampai diatur oleh seseorang atau lembaga, terlebih mereka yang tidak mengantongi lisensi OJK, maka harus dihindari,” ujar Bernad kepada Republika, Sabtu (3/4).
Bagi masyarakat awam, cara mudah untuk membedakan lembaga yang sudah berlisensi dengan yang ilegal, ada dalam peraturan 5D3, dimana jika ada pihak yang meminta password atau pin, menjamin return, meminta user id, mengiming-imingi keuntungan jangka pendek, maka dapat dipastikan bahwa itu merupakan ‘saham bodong’ atau penipuan berkedok saham.
“Karena faktanya tidak ada yang pasti di dunia saham, sebab saham sendiri memiliki fluktuasi tinggi terutama untuk jangka pendek,” kata dia. “Alasan masih banyaknya orang yang terjebak di penipuan berkedok saham ini adalah karena sikap tamak, ingin mendapat keuntungan cepat. Padahal tidak ada keuntungan yang sekejap, karena semua kesuksesan memerlukan berusaha keras, begitu juga di pasar saham,”
Risiko lain yang kerap ditemui saat ingin memulai investasi adalah iming-iming hastag #pasticuan yang beredar di jagat maya. Fenomena bermunculannya influencer saham di sosial media, kata Bernad cukup menimbulkan dilema bagi investor pemula, dan tak sedikit pula yang ‘tersesat’ akibat rekomendasi saham yang dikatakan sang influencer.
“Ketika kita mendengar seorang influencer membicarakan saham A, maka jangan langsung diikuti atau dibeli, yang perlu dilakukan adalah lakukan analisis terlebih dahulu, karena mungkin risk profile yang dimiliki influencer tersebut berbeda dengan kita, kemungkinan jangka waktu investasi mereka dengan kita juga berbeda, misalnya mereka tipe daily trader, sedangkan kita long term investor, maka jangan diikuti karena sangat berbeda profilnya,” jelasnya.
Langkah yang sebaiknya dilakukan para investor pemula saat menerima rekomendasi saham adalah melakukan analisis fundamental, untuk mengetahui profil perusahaan, kemungkinan profit dan kenaikan growth, laporan keuangan mulai dari balance sheet hingga laporan profit and loss, tingkat likuiditas, dan kecocokan saham tersebut dengan risk profile dan tipe investasi kita, jelas Bernad.
“Jadi kita hanya boleh menjadikan mereka sebagai referensi tapi bukan penentu kita, karena yang mendapat untung atau rugi adalah kita sendiri,” sambungnya.
Singkatnya, hal yang perlu disiapkan untuk menjadi investor adalah menggunakan uang dingin sebagai modal investasi, fokus pada keperluan jangka panjang, self control, dan 3M+1D (Mindset, Method, Money Management, and Discipline). Bekal tersebut juga akan sekaligus mereduksi resiko investor pemula untuk terjerat iming-iming dari saham bodong atau influencer saham.
“Bagi investor pemula atau yang ingin bergabung di dunia saham, jangan lupa buka rekening di Sucor Sekuritas, atau bisa datang ke cafe rahasia saham untuk langsung belajar lebih mendalam tentang saham dengan ahlinya, karena disini kita punya komunitas dimana kita bisa saling sharing pengalaman investasi, teknik analisis, dan info lainnya seputar saham. Jadi kita tunggu kedatangannya,” pungkasnya.