REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga emas produksi Antam kembali mengalami penurunan cukup dalam, melanjutkan penurunan yang sudah terjadi sejak awal pekan. Padahal sepanjang pekan lalu, harga emas Antam bergerak sangat dinamis. Sempat naik tinggi pada awal pekan, disusul anjlok cukup dalam di tengah pekan, dan kenaikan cukup tinggi di akhir pekan. Lantas konsisten turun sampai hari ini.
Pada Rabu (24/3) ini, harga emas di pasar dalam negeri dijual di level Rp 921 ribu per gram, turun Rp 8.000 dibanding perdagangan Selasa (22/3). Sementara harga perak turun Rp 400 menjadi Rp 12.500 per gram.
Secara umum pergerakan harga emas Antam saat ini masih melanjutkan tren penurunan. Rekor harga emas Antam tertinggi tercapai pada 7 Agustus 2020 dengan Rp 1,065 juta per gram. Sementara harga emas di pasar dalam negeri dalam tiga pekan belakangan sudah setara dengan harga pada Juni-Juli 2020 lalu.
Penurunan harga emas Antam hari ini sejalan dengan kondisi pasar dunia. Penguatan kurs dolar AS menjadi faktor utamanya. Kurs dolar AS bahkan tercatat menyentuh titik tertinggi sejak 9 Maret lalu, sejalan jebloknya nilai imbal hasil US Treasury.
Dikutip Reuters, harga emas turun nyaris 1 persen ke level 1.726,76 dolar AS per troi ons. Sementara emas berjangka dijual di angka 1.725,10 dolar AS per troi ons.
Harga emas di pasar dunia saat ini juga masih jauh di bawah angka psikologis 1.900 dolar AS per troi ons untuk membawa kembali harga emas domestik ke kisaran Rp 1 juta per gram. Harga emas di Indonesia memang banyak dipengaruhi pergerakan harga emas dunia, yang juga mudah terpengaruh sentimen ekonomi.
Baca juga : Gugatan di PN Selamatkan Jhoni Allen dari PAW
Harga emas telah melonjak 23 persen hanya dalam tahun 2020 saja, sebagai akibat ramainya minat investor menjadikan emas sebagai aset lindung nilai. Namun tahun 2021 ini, kondisinya bisa berbeda. Peningkatan yang terjadi tahun lalu tidak bisa dijadikan patokan mentah untuk tahun ini.