Jumat 19 Mar 2021 19:51 WIB

Indocement Tingkatkan Penjualan Ekspor pada Tahun Ini

INTP tidak berencana melakukan ekspansi pabrik pada tahun ini.

Rep: retno wulandari/ Red: Hiru Muhammad
 PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)
Foto: Wihdan Hidayat/Republika
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - PT Indocement Tunggal Perkasa Tbk (INTP) akan meningkatkan penjualan ekspor pada tahun ini. Perseroan berencana menaikkan volume penjualan ekspor untuk white cement, grey cement dan klinker sebesar 20-25 persen dari tahun lalu. 

Direktur Utama INTP Christian Kartawijaya menargetkan perseroan bisa mengekspor hingga 600 ribu ton semen pada tahun ini. "Kami merencanakan eskpor naik 20-25 persen dari 500 ribu ton di tahun lalu," kata Christian, Jumat (19/3). 

Pada tahun ini, INTP akan menjajaki sejumlah pangsa pasar ekspor yang potensial, dimana beberapa diantaranya merupakan negara tetangga. Di sisi lain, perseroan akan tetap fokus menggarap pangsa pasar utamanya yaitu di wilayah Jabodetabek, Jawa Barat, dan Kalimantan Selatan.

Christian mengatakan INTP tidak berencana melakukan ekspansi pabrik pada tahun ini. Secara umum, menurutnya, kondisi pasar masih mengalami kelebihan pasokan sekitar 55 juta ton. Dari total kapasitas sekitar 115 juta ton, konsumsi semen nasional hanya mencapai 62 juta ton. 

Tahun 2021, kapasita produksi diperkirakan masih akan meningkat menjadi sekitar 120 juta ton dikarenakan adanya pemain baru. Sedangkan tingkat konsumsinya diperkirakan hanya akan naik 5-6 persen atau sekitar 3 juta ton. 

"Itulah alasan kita tidak merencanakan ekspansi pabrik tahun ini. Tapi tidak tertutup kemungkinan kami akan melakukannya di tahun-tahun mendatang, cuma ini masih panjang, kita harus lihat lagi bagaimana kebutuhan semen," terang Christian. 

Sementara itu, Christian mengakui, realisasi penjualan sampai Februari 2021 mencatatkan pertumbuhan yang cukup positif. Menurutnya, penjualan masih didominasi oleh semen kantong ditopang proyek residensial yang mulai menggeliat. 

Sementara untuk penjualan semen curah masih mengalami pertumbuhan negatif. Hal ini disebabkan masih banyaknya proyek-proyek infrastruktur yang masih tertunda pelaksanaanya. "Sampai year-to-date, di Jawa itu semen kantong masih positif 2,2 persen, tapi semen curah minus 18,6 persen," tutur Christian.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement