REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produk keuangan bank syariah masih butuh exposure di kalangan masyarakat dan pelaku usaha atau korporasi. Pelaku industri bank syariah menilai produk yang ada saat ini sudah cukup lengkap, tinggal dikampanyekan.
Direktur Utama BCA Syariah, John Kosasih mengatakan produk bank syariah sudah lengkap dan sudah memenuhi kebutuhan nasabah. Bahkan seiring dengan waktu, pricing-nya kini sudah lebih kompetitif dengan bank konvensional.
"Namun memang tidak bisa hanya produk (yang disiapkan), pelaku usaha juga perlu mulai menggunakan syariah, harus ada kampanye syariah di pelaku usaha di berbagai industri," katanya pada Republika.co.id, Senin (1/3).
John mengatakan tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah memang masih terus menjadi tantangan industri. Strategi peningkatannya harus melibatkan semua stakeholder, baik itu pelaku usaha, industri keuangan serta regulator.
Menurutnya, produk bank syariah dirancang harus berdasarkan pemenuhan kebutuhan nasabah terlebih dahulu. Tidak hanya mengedepankan aspek syariah saja tapi juga kenyamanan dan keamanan nasabah menjadi hal yang utama.
Peningkatan product awareness di kalangan pelaku usaha juga tidak boleh berhenti. Semua pihak punya peran untuk terus menebarkan literasi keunggulan-keunggulan syariah. Baik dari sisi skema produk, maupun layanan.
Sebagai bank yang memiliki portofolio mayoritas di komersial dan korporasi, BCA Syariah konsisten melakukan peningkatan literasi di segmen tersebut. Menurutnya, pembiayaan syariah sudah banyak dipakai oleh komersial dan korporasi.
"Namun memang karena keterbatasan modal maka pemberian plafon belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan korporasi," katanya.
Mayoritas pembiayaan BCA Syariah per Desember 2020 disalurkan ke sektor Komersial sebesar 75,61 persen, diikuti oleh UMKM sebesar 22,11 persen, dan Konsumer sebesar 2,28 persen. Total pembiayaan tercatat Rp 5,6 triliun. Penyaluran tersebut terjaga dari sisi kualitas dengan nilai NPF sebesar 0,5 persen.