REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengungkapkan ketidaktertarikan Tesla untuk berbisnis EV Battery di Indonesia. Pernyataan tersebut pun sempat memengaruhi pergerakan sejumlah saham tambang, khususnya yang terkait dengan nikel.
Pada perdagangan kemarin, Selasa (9/2), saham PT Vale Indonesia Tbk (INCO), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Timah (persero) Tbk (TINS) kompak mengalami penurunan hingga tiga persen. TINS turun 3,72 persen, ANTM turun 3,53 persen, dan INCO turun 3,25 persen.
Analis Pilarmas Investindo Sekuritas, Okie Ardiastama, melihat, saat ini pelaku pasar sedang menunggu kepastian investasi EV Battery di dalam negeri. Investasi tersebut diharapkan akan berdampak positif bagi emiten tambang.
"Investasi tersebut belum berdampak pada kinerja keuangan pada tahun ini," kata Okie kepada Republika.co.id, Rabu (10/2).
Menurut Okie, harga saham yang naik signifikan pada beberapa bulan terakhir meningkatkan ekspektasi pada harga saham yang menjadikan saham TINS, INCO, juga ANTM diperdagangkan pada harga yang relatif premium.
Baca juga :Bukan Elon Musk, Ternyata Ini Pendiri Tesla yang Sebenarnya
Dari sisi industri, Okie masih cukup optimistis pada kinerja saham emiten pertambangan yang bisa lebih baik seiring dengan membaiknya harga juga permintaan. "Permintaan dan penawaran yang dapat terjaga stabil diharapkan menjadi trigger bagi stabilitas harga komoditas nikel dan timah pada tahun ini," kata Okie.
Sementara itu, pada perdagangan hari ini, saham emiten tambang mulai mengalami kenaikan. Pagi ini, TINS menguat 0,97 persen meski sempat terkoreksi. Sedangkan, ANTM naik signifikan sebesar 4,03 persen dan INCO stagnan seperti saat pembukaan.