Rabu 03 Feb 2021 16:15 WIB

Tahun Ini Krakatau Steel akan Ekspor 400 Ribu Ton Baja

Pada tahun ini, ekspor akan digenjot sampai 20 persen dari penjualan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Friska Yolandha
PT Krakatau Steel menargetkan perluasan pasar ekspor pada tahun ini. Langkah ini diambil perusahaan untuk memperkuat kinerja perseroan.
Foto: ASEP FATHULRAHMAN/ANTARA
PT Krakatau Steel menargetkan perluasan pasar ekspor pada tahun ini. Langkah ini diambil perusahaan untuk memperkuat kinerja perseroan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Krakatau Steel menargetkan perluasan pasar ekspor pada tahun ini. Langkah ini diambil perusahaan untuk memperkuat kinerja perseroan.

Direktur Utama PT Kraktau Steel (KS) Silmy Karim menjelaskan pada tahun ini perusahaan menargetkan penjualan baja sebesar 2.000 ribu ton. Sebanyak 20 persennya akan dialokasikan untuk ekspor ke beberapa negara.

"Pada tahun ini kami menargetkan ekspor baja bisa mencapai 20 persen dari total target penjualan. Artinya, kami akan ekspor kurang lebih sekitar 400 ribu ton," ujar Silmy saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (3/2).

Ia merinci pada tahun lalu perusahaan mencatatkan volume penjualan ekspor sebesar 128.341,9 ton atau sekitar 12 persen dari total volume penjualan 2020 yang sebesar 1.603.732 ton. Pada tahun ini, ekspor akan digenjot sampai 20 persen dari penjualan.

Silmy menjelaskan pada awal Februari ini KS berhasil melakukan ekspor perdana ke Malaysia. Pengiriman perdana berupa produk baja Hot Rolled Coil (HRC), Hot Rolled Plate (HRP), dan Hot Rolled Pickled Oil (HRPO). KS mengirimkan produk baja tersebut sebesar 31 ribu ton.

Selain Malaysia, kata Silmy, perusahaan pada tahun ini juga akan memenuhi kebutuhan baja di negara Australia, Italia dan Spanyol. "Untuk Malaysia kami mengekspor HRC, HRP, dan HRPO. Di Australia, kami mengekspor HRP, sedangkan HRC diekspor untuk Italia dan Spanyol," tambah Silmy.

Mayoritas produk PT KS, lanjut Silmy, ini digunakan untuk segmen General Structuredan Pipe & Tubedi negara tujuan. “Manajemen telah memanfaatkan kondisi pandemi sebagai peluang untuk masuk ke pasar ekspor yang saat ini terbuka. Kesempatan ini disebabkan karena terjadinya masalah pada supply chain pasar baja dunia,” tutur Silmy.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement