Selasa 02 Feb 2021 20:58 WIB

Olah Bahan Baku, Bio Farma Akan Ubah Kemasan Vaksin Jadi

Kemasan vaksin kali ini diberi nama Covid-19 VACCINE.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Fuji Pratiwi
Prajurit TNI berjaga di dekat Envirotainer berisi bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac, di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/2). Sebanyak 10 juta bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac tahap dua kembali tiba di Indonesia dan menambah jumlah bahan baku vaksin Covid-19 yang telah datang sebelumnya sebanyak 15 juta dosis.
Foto: M Agung Rajasa/ANTARA FOTO
Prajurit TNI berjaga di dekat Envirotainer berisi bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac, di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Selasa (2/2). Sebanyak 10 juta bahan baku vaksin Covid-19 Sinovac tahap dua kembali tiba di Indonesia dan menambah jumlah bahan baku vaksin Covid-19 yang telah datang sebelumnya sebanyak 15 juta dosis.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Indonesia melalui PT Bio Farma kembali menerima bahan baku vaksin Covid-19 gelombang kedua dari Sinovac sebanyak 10 juta dosis pada Selasa (2/2). Pada 12 Januari 2021, Indonesia juga telah menerima bahan baku vaksin Covid-19 dari Sinovac sebanyak 15 juta dosis.

"Kemasan vaksin Covid-19 kali ini, akan diberi nama Covid-19 VACCINE dan memiliki kemasan yang berbeda dengan vaksin yang sudah didistribusikan sebelumnya yakni CORONAVAC," kata Sekretaris Perusahaan Bio Farma Bambang Heriyanto.

Baca Juga

Kemasan Vaksin CORONAVAC sebelumnya yang sebanyak 3 juta dosis, dikemas single dose (1 vial berisi 1 dosis atau hanya untuk 1 penerima vaksin), dikemas dalam 1 dus vaksin berisi 40 vial. Sehingga 1 dus akan berisi 40 dosis. 

Sementara Covid-19 VACCINE nanti akan dikemas dalam kemasan multidose, dimana 1 vial berisi 10 dosis, atau untuk 10 penerima. Kemudian setiap 10 vial akan dikemas ke dalam satu dus, sehingga dalam 1  dus akan berisi 100 dosis. Perbedaan kemasan ini, tidak membedakan kualitas dari vaksin Covid-19.

Bambang menjelaskan, sebelumnya pemerintah Indonesia mendatangkan produk jadi vaksin Covid-19 dari Sinovac sebanyak 3 juta dosis, dengan nama CoronaVac. Vaksin jadi tersebut diperuntukan bagi 1,5 juta tenaga kesehatan.

Setelah 10 juta dosis bahan baku vaksin Sinovac diolah Bio Farma menjadi vaksin jadi, vaksin tersebut akan dialokasikan untuk petugas publik dan tenaga layanan publik termasuk TNI-Polri mulai akhir Februari 2021.

Untuk menjaga kualitas dalam proses distribusi vaksin Covid-19, Bio Farma menggunakan Sistem Manajemen Distribusi Vaksin (SMDV). SMDV terintegrasi secara bertahap dengan sistem lain di dalam dan di luar Holding BUMN Farmasi, termasuk Command Center yang dilengkapi dengan dashboard Internet of Things (IoT).

SMDV berguna untuk memonitor segala kondisi yang terjadi dalam perjalanan. Termasuk, batasan suhu yang dipantau secara langsung, lokasi, kecepatan dan kondisi darurat lainnya. Selain juga dashboard tracking vaksin untuk memonitor pergerakan vaksin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement