REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Bio Farma, Honesti Basyir mengaku tidak bermasalah dengan pengurangan alokasi anggaran vaksin di Kementerian Kesehatan pada 2023. Sebab selama ini Biofarma menggunakan self funding dalam pengembangan vaksin BUMN.
"Kami self funding untuk pengembangan vaksin BUMN," ujar Honesti kepada Republika, Kamis (18/8/2022).
"Untuk vaksin BUMN Bio Farma kami juga kerja sama dengan Baylor College Medicine USA dan ke depan pasti kami akan berkolaborasi dengan mitra luar negeri dan juga dalam negeri," sambungnya.
Perihal alokasi anggaran untuk penelitian dan pengadaan vaksin, Honesti belum mau mengungkapkannya. "Untuk alokasi dana belum bisa saya infokan, karena masih berproses," ungkapnya.
Diketahui, vaksin Covid-19 BUMN merupakan hasil kerja sama BUMN Farmasi, Bio Farma dengan Baylor College of Medicine yang sudah terdaftar di tahap pengembangan kandidat vaksin WHO Covid-19 sejak Juni 2021. Menurut Honesti saat ini Bio Farma masih menunggu Izin Edar Dalam Keadaan Darurat (Emergency Use Authorization / EUA) dari Badan POM.
"Progress vaksin BUMN Bio Farma menunggu approval EUA dari BPOM RI," ungkapnya.
Pararel dengan hal tersebut, Bio Farma juga telah menyelesaikan audit Vaksin Covid-19 oleh LPPOM MUI dan dalam waktu dekat akan tersertifkasi untuk aspek kehalalannya.