REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan, situasi harga beras pada kuartal pertama 2020 diperkirakan akan stabil. Stabilitas harga beras diketahui terjaga dalam dua tahun terakhir. Namun, BPS meminta pemerintah untuk menjaga ketat stabilitas harga dan pasokan di masa pandemi Covid-19.
"Beras paling penting. Ini sudah dua tahun stabil pergerakannya dan tidak memberikan pengaruh ke inflasi. Kita berharap 2021 tetap stabil," kata Suhariyanto dalam video conference, Senin (1/2).
Ia mengatakan, hal yang perlu diwaspadai adalah potensi banjir maupun bencana banjir yang sudah terjadi di sejumlah daerah. Hal itu tentu akan berdampak pada produksi beras jika banjir menggenangi area persawahan.
Suhariyanto menyampaikan, dari hasil pengamatan citra satelit pada Desember 2020, situasi luas tanam dan potensi produksi beras yang dihasilkan pada Januari-Maret 2021 terjaga. Oleh karena itu, harga dan pasokan diyakini stabil.
Adapun pada Januari 2021, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani mengalami kenaikan sebesar 3,03 persen dibandingkan dengan Desember 2020 menjadi Rp 4.921 per kilogram (kg).
Kenaikan harga terutama disumbang oleh harga di beberapa daerah seperti provinsi seperti Lampung dan Kalimantan Tengah. Sementara harga di tingkat penggilingan naik sekitar 3,10 persen menjadi Rp 5.026.
Lebih lanjut, untuk harga beras premium di tingkat penggilingan turun 0,08 persen secara bulanan dari Rp 9.788 per kg menjadi Rp 9.780 per kg. Kenaikan terjadi pada harga beras kualitas medium dari Rp 9.383 per kg menjadi Rp 9.405 per kg.