REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mega Tbk mencetak perolehan laba bersih sebesar Rp 3 triliun pada akhir 2020. Adapun realisasi ini naik sebesar 50 persen secara tahunan.
Berdasarkan keterbukaan informasi Bank Mega, Jumat (29/1), kenaikan laba bersih ini didorong pendapatan bunga bersih naik 11,4 persen dari 3,5 triliun menjadi Rp 3,9 triliun. Adapun keuntungan penjualan efek bruto pun menyumbang pendapatan naik 3,57 kali lipat yakni dari Rp 268 miliar menjadi Rp 959 miliar.
Kemudian efisiensi operasional dari beban gaji dan tunjangan turun Rp 1,31 triliun menjadi Rp 1,268 triliun. Adapun total kredit sebesar Rp 48,6 triliun atau turun 8,30 persen dari 2019 sebesar Rp 53,0 triliun. Tren in bahkan lebih dalam dari industri yang terkoreksi hanya 2,4 persen.
Simpanan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 75,7 triliun atau naik 7,52 persen dari 2019 sebesar Rp 70,4 triliun.
Adapun saham Bank Mega pada Jumat berada pada level Rp 8.600. Posisi ini turun dari posisi tertingginya beberapa pekan lalu sebesar Rp 14.000.
Per minggu kedua Januari, saham Bank Mega tercatat berada pada Rp 13.850. Penguatan ini menjadikan posisi sahamnya lebih lebih kuat 140,87 persen dari posisi awal 2021.