REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mengusulkan insentif untuk gas bumi bagi pelanggan golongan rumah tangga, sehingga bisa dirasakan langsung oleh masyarakat. Direktur Utama PGN Suko Hartono mengatakan, insentif penurunan harga jual gas telah dirasakan konsumen industri, dengan menikmati harga gas bumi di bawah 6 dolar AS per MMBTU.
"Penurunan harga gas di hulu. karena tadi di sektor industri tertentu aja 4 dolar AS per MMBTU, "kata Suko, Jumat (29/1).
Menurut Suko, PGN juga ingin insentif penurunan harga gas bisa dirasakan pelanggan rumah tangga melalui program PGN Sayang Ibu. Saat ini harga jual gas dari hulu untuk pelanggan rumah tangga sebesar 4,27 dolar AS per MMBTU, dia pun mengusulkan menjadi 2 dolar AS per MMBTU.
"Terakhir dukungan yang kami harapkan untuk PGN Sayang Ibu masalah rumah tangga gas hulunya 4,72 dolar kami harapkan harganya jadi 2 dolar karena ini bener-bener ke rakyat," tuturnya.
Untuk program jargas, kedepan sampai tahun 2024, PGN menargetkan dapat membangun sekitar 1,2 juta sambungan rumah tangga. Di mana skema pendanaannya menggunakan dana APBN dan investasi mandiri PGN. Sumber gas LNG dan CNG akan diptimalkan agas dapat memenuhi kebutuhan gas di sektor rumah tangga, khususnya untuk skema jargas mandiri.
Terkait dengan program jaringan gas (jargas) harga rumah tangga, PGN menargetkan penambahan setiap tahunnya, pada 2021 ditargetkan mencapai 230.776 sabungan rumah tangga (SR), 2022 bertambah sebanyak 1,2 8 juta SR, 2023 bertambah sebanyak hingga 1,2 juta, dan pada 2024 bertambah sebanyak 1,2 juta SR.