REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pupuk Indonesia (Persero) memastikan penyediaan pupuk bersubsidi sebanyak 9 juta ton tahun ini dapat terpenuhi. Pasalnya, stok pupuk yang dimiliki perseroan pada awal tahun, jauh lebih besar yakni mencapai 15,4 juta ton.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Achmad Bakir Pasaman mengatakan, volume stok pupuk awal tahun menunjukkan kemampuan perseroan yang kuat dalam menyediakan pupuk subsidi.
"Petani penerima pupuk subsidi juga tidak ada yang berubah, stok pupuk yang ada saat ini menunjukkan kemampuan Pupuk Indonesia menyiapkan pupuk bersubsidi," kata Acmad dalam Rapat Dengar Pendapat bersama Komisi IV DPR, Senin (18/1).
Secara perinci, dari 15,4 juta ton stok pupuk, pupuk jenis urea tersedia 8,7 juta ton, NPK 3,8 juta ton SP36 sebanyak 961,6 ribu ton, ZA 933,9 ribu ton, serta organik Rp 965 ribu ton.
Adapun, alokasi pupuk subsidi tahun 2021 sebanyak 9,04 juta ton. Ini terdiri dari pupuk urea 4,16 juta ton, NPK sebesar 2,67 juta ton, SP36 640 ribu ton, ZA 784 ribu ton, serta pupuk organik 770,8 ribu ton.
Achmad melanjutkan, dari persediaan yang ada, perseroan juga telah mengalokasikan pupuk sebanyak 4,45 juta ton untuk dijual tanpa subsidi sehingga total penjualan pupuk tahun ini diproyeksi mencapai 13,49 juta ton.
Dari proyeksi tersebut, Pupuk Indonesia masih memiliki 1,97 juta ton pupuk yang akan menjadi stok cadangan.
Ia menuturkan, untuk meningkatkan efektivitas penyaluran, kios penyalur yang berada di bawah pengelolaan Pupuk Indonesia wajib menjadi Kios Pupuk Lengkap (KPL). Setiap KPL harus bisa menyalurkan pupuk dengan sistem Kartu Tani dan melakukan dashboard perbankan.
"Kios yang menjadi tanggung jawab kami ada 28.656 kios seluruhnya sudah menjadi KPL. Dari jumlah itu, baru 12.477 kios yang bisa melayani Kartu Tani," kata dia.