REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Arab Saudi menjanjikan pengurangan produksi minyak sukarela tambahan sebesar satu juta barel per hari (bph) pada bulan Februari dan Maret. Pengurangan ini sebagai bagian dari kesepakatan di mana sebagian besar produsen OPEC+ akan mempertahankan produksi secara stabil dalam menghadapi lockdown virus corona baru.
Saudi akan melampaui pemotongan yang dijanjikan sebagai bagian dari kelompok produsen OPEC+. Menurut Menteri Energi Pangeran Abdulaziz bin Salman, pada Selasa (5/1), hal ini untuk mendukung ekonomi dan pasar minyaknya sendiri.
"Jika ada satu cara untuk menggambarkan apa arti pemotongan sukarela bagi pasar, 'happy hour' adalah istilah yang cukup pas," kata analis Rystad Energy Bjornar Tonhaugen dalam sebuah catatan.
Kesepakatan ini menyusul pembicaraan dua hari oleh OPEC +, yang mengelompokkan OPEC dan lainnya termasuk Rusia. Dalam kesepakatan ini, sebagian besar produsen akan mempertahankan produksi stabil.
Dua anggota, Rusia dan Kazakhstan, akan diizinkan untuk meningkatkan produksi mereka dengan kombinasi 75.000 bph pada Februari dan 75.000 bph pada Maret.
Rusia dan Kazakhstan telah mendorong kelompok itu untuk meningkatkan produksi sebesar 500.000 barel per hari (bph) untuk Februari, seperti yang telah dilakukan pada Januari. Sementara yang lain tidak menginginkan peningkatan.
OPEC + telah memperingatkan bahwa risiko bearish sedang meningkat karena penerapan ulang langkah-langkah penahanan COVID-19 di seluruh benua, termasuk lockdown penuh. Hal ini telah mengurangi rebound permintaan minyak pada tahun 2021.