REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memprediksi pada tahun ini Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu akan mulai memasuki masa penurunan produksi alami (natural decline). Meski begitu, SKK memproyeksikan penurunan produksi dari Lapangan Banyu Urip tidak akan secara dratis.
Direktur Operasi SKK Migas, Julius Wiratno menjelaskan sebenarnya natural decline ini sudah diprediksi dari awal pengesahan POD Lapangan Banyu Urip. Awalnya, Lapangan ini hanya mampu memproduksi besar di 18 bulan pertama.
Namun, faktanya selama lima tahun terakhir lapangan banyu urip mampu berkontribusi besar dalam produksi migas nasional. "POD awal hanya diperkirakan 18 bulan pertama, tapi sudah hampir lima tahun masih luar biasa. Bahkan skrg udah titik puncak, tapi akan segera decline karena kondisi resverve sudah waktunya," ujar Julius, Sabtu (2/1).
Julius mengatakan penurunan memang belum bisa diprediksi sampai berapa barel per hari. Hanya saja ia mentaksir penurunan tidak akan terjadi secara drastis namun secara gradual.