REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Waduk Cirata resmi menjadi lokasi pembangkit listrik tenaga surya (PTLS) terapung dan akan mulai dibangun pada 2021. PLTS ini merupakan yang terbesar di Asia dan PLTS terapung pertama di Indonesia.
Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, proyek PLTS Terapung Cirata merupakan bagian dari upaya menggali potensi energi surya di Indonesia yang sangat besar, yakni mencapai 207 gigawatt (GW).
Sementara pemanfaatan energi surya saat ini baru 150 megawatt (MW). Dia berharap agar energi surya bisa memberikan kontribusi signifikan dalam mencapai target bauran energi baru terbarukan (EBT) nasional.
Pengembangan PLTS Terapung Cirata ini merupakan salah satu dari 16 kerja sama yang telah disepakati antara Indonesia dengan UEA. "Kami harap proyek ini jadi inspirasi perusahaan besar lainnya untuk kontribusi dalam pemanfaatan EBT khususnya surya," kata Dadan, Kamis (17/12).
Dadan mengatakan, Kementerian ESDM sudah memetakan pemanfaatan energi surya sampai dengan 2024. Beberapa klaster potensi di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) sektor pertambangan, sektor wisata, sektor perikanan, PLTS atap, PLTS terapung, dan sektor lain dengan kapasitas total mencapai 2,1 GW.
Adapun beberapa tujuan dari pembangunan PLTS Terapung Cirata. Antarai lain, memanfaatkan area Waduk Cirata, meningkatkan bauran EBT, memenuhi permintaan listrik di sistem Jawa.