Senin 07 Dec 2020 00:38 WIB

Maskapai Terbesar Eropa akan Pecat 29 Ribu Karyawan

Lufthansa terpaksa memecat pekerjanya karena terdampak sangat parah oleh pandemi.

Rep: Febriyan A/ Red: Friska Yolandha
Grup maskapai terbesar di Eropa, Lufthansa, dilaporkan akan memecat 29.000 stafnya pada akhir tahun ini. Maskapai asal Jerman itu juga bakal kembali memecat 10.000 staf pada tahun depan.
Foto: Reuters/Lisi Niesner
Grup maskapai terbesar di Eropa, Lufthansa, dilaporkan akan memecat 29.000 stafnya pada akhir tahun ini. Maskapai asal Jerman itu juga bakal kembali memecat 10.000 staf pada tahun depan.

REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Grup maskapai terbesar di Eropa, Lufthansa, dilaporkan akan memecat 29.000 stafnya pada akhir tahun ini. Maskapai asal Jerman itu juga bakal kembali memecat 10.000 staf pada tahun depan.

Hal ini dilaporkan surat kabar Jerman, Bild am Sonntag pada Ahad (6/12). Lufthansa memecat puluhan ribu karyawannya, kata surat kabar mingguan terlaris di Jerman itu, karena terdampak sangat parah oleh pandemi Covid-19.

Mengutip sumber perusahaan yang tidak disebutkan namanya, surat kabar tersebut mengatakan, Lufthansa akan memangkas 20.000 pekerjaan di luar Jerman. Lalu, perusahaan itu juga akan menjual perusahaan kateringnya, LSG, yang diperkiran memiliki 7.500 karyawan.

Sebelumnya, maskapai dan anak perusahaannya seperti Eurowings, Swiss International Air Lines, Austrian Airline, dan Brussels Airlines, telah memangkas jadwal penerbanngan, jumlah armada, dan staf. Sebab, perjalanan udara diperkirakan tak akan pulih ke tingkat pra-pandemi sebelum tahun 2025.

Dengan semua tindakan yang diambil Lufthansa, grup maskapai itu diperkirakan hanya menyisakan 109.000 karyawan.

Masih mengutip Bild am Sonntag, Lufthansa, bakal memecat 10 ribu karyawan lagi tahun depan. Padahal, perusahaan itu telah menghabiskan 3 miliar euro (sekitar Rp 51 triliun) dari total dana talangan Pemerintah Jerman senilai 9 miliar Euro yang diterima pada awal tahun ini.

Kepala Eksekutif Lufthansa Carsten Spohr, pada November 2020, mengatakan, perusahaanya kelebihan pekerja penuh waktu hingga 27.000 orang. Pernyataan itu disampaikan ketika maskapai tersebut sudah berjanji dengan serikat pekerja untuk tidak melakukan PHK dengan gantinya mengurangi bonus dan tunjangan lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement