REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk berupaya mendorong percepatan pemulihan ekonomi desa di tengah pandemi. Perseroan pun memberikan pendampingan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat desa melalui program Desa BRILian.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan program tersebut mendorong desa- desa untuk tanggap terhadap perubahan, tangguh menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan, serta tetap inovatif masa pandemi. Perseroan telah melakukan seleksi terhadap 575 desa usulan dan memilih 125 Desa dari berbagai daerah di Indonesia.
“Kriteria seleksi meliputi adanya Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang aktif sebagai penggerak ekonomi desa, implementasi digitalisasi di desa, kreativitas dalam memecahkan masalah serta mampu secara berkesinambungan meningkatkan kesejahteraan warga dengan sektor unggulan masing-masing desa,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (17/11).
Menurutnya DesaBRILian juga merupakan salah satu bentuk dukungan perseroan dalam rangka pemulihan ekonomi desa pada masa krisis, desa-desa didorong untuk cepat tanggap terhadap situasi normal baru dan mendayagunakan semua sumber daya yang ada, menguatkan kebersamaan dan gotong royong, untuk mengarungi masa-masa sulit ini.
Pada masa pandemi ini ada tiga isu penting yang langsung disampaikan oleh Presiden Jokowi, yaitu pertama percepatan pemulihan ekonomi desa dari pandemi, kedua ketahanan pangan dengan korporasi pertanian, dan ketiga transformasi ekonomi desa menuju digitalisasi.
“Pada sisi lain, kita menyaksikan sudah ada beberapa desa yang telah menerapkan arahan-arahan tersebut dan layak dijadikan percontohan. Kami menyebut desa-desa itu sebagai Desa BRILian,” ucapnya.
Menurutnya sebagai penunjang keberhasilan desa maka diperlukan kolaborasi lima unsur masyarakat yaitu Aparat Desa, Badan Permusyawaratan Desa, Bumdes, Ibu-ibu PKK/Pemuda Desa dan Pelaku UMKM. Aparat Desa (Kepala Desa) sebagai kepala pemerintahan memiliki kewenangan menyusun arah kebijakan desa (RJPM Desa), Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai perwakilan masyarakat desa yang mempunyai kewenangan menyetujui arah dan kebijakan yang disusun oleh Kepala Desa dan Pengurus BUMDes sebagai pengelola aset desa yang diharapkan bisa menjadi penggerak perekonomian masyarakat desa.
Kelima unsur tersebut akan diberikan pendampingan berupa literasi dasar yang mencakup Inklusi keuangan yaitu pengenalan produk dan jasa perbankan dan manajemen keuangan dasar (akuntansi sederhana), literasi bisnis yang mencakup peningkatan kapasitas manajerial, legalitas, budaya inovasi, pemahaman industri dan pasar, kepemimpinan, pola pikir jangka panjang, skala usaha serta diberikan kebutuhan para pelaku UMKM sesuai dengan tema kegiatan BRIncubator (Kegiatan Pemberdayaan BRI), yang terdiri dari Go Modern, Go Digital, Go Online, Go global.
Bagi Kepala Desa dan Anggota BPD fokusnya pemberian literasi dalam penyusunan RPJMDes. Bagi Pengurus BUMDes fokusnya literasi inovasi, sociopreneur, digitalisasi dan laporan keuangan dasar serta akuntabilitas keuangan dan penggunaan produk/layanan BRI. Bagi ibu-ibu PKK dan komunitas lain untuk inklusi keuangan, manajemen keuangan, dan survei online UMKM Naik Kelas.
Supari menjelaskan tahap seleksi dari program ini ditargetkan selesai pada November 2020 dan selanjutnya Desa-desa yang telah terpilih akan mengikuti pendampingan khusus Program Inkubasi BRIncubator Goes to Desa Brilian selama dua bulan yang diharapkan mendapatkan inspirasi, tambahan wawasan dan peningkatan kinerja.
Ke depan adanya literasi ini diharapkan desa-desa bisa menyusun roadmap pembangunan desa yang sesuai dengan potensi desa, transparansi sistem keuangan desa menciptakan pemimpin yang transformatif dan kolaboratif. Pada tahap awal program Desa BRILian pemberian literasi diberikan kepada tiga unsur Masyarakat Desa teratas yaitu Aparat Desa (Kepala Desa), BPD dan pengurus BUMDes.
“Kami tentunya akan memberikan pendampingan secara optimal terutama dengan keberadaan unit kerja kami yang mencapai pelosok negeri,” ucapnya.