REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA – Sonie Fierro menjalani kehidupannya dengan menjual buku anak-anak di jalanan ibu kota Kolombia. Pendapatan yang didapatkan tidak mampu menutupi biaya hidupnya. Apalagi biaya bulanan administrasi untuk rekening perbankan.
Ketika pandemi menekan pendapatannya, ia memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan pemerintah. Namun, Fierro harus memiliki rekening untuk transferan bantuannya.
Dengan bantuan putrinya yang paham teknologi, ia pun mendaftar ke aplikasi perbankan virtual bernama DaviPlata. Aplikasi ini yang memungkinkan pengguna menerima uang, mengambil uang tunai dan melakukan pembayaran.
"Itu adalah hal terbaik yang dapat dilakukan karena mudah dan tidak membutuhkan biaya apapun," tuturnya, seperti dilansir di AP News, Jumat (13/11).
Di seluruh Amerika Latin, krisis pandemi telah menghasilkan satu dampak positif yang langka. Jutaan orang seperti Fierro yang lama tidak tersentuh oleh perbankan tradisional, kini bergabung dengan sistem keuangan melalui layanan perbankan digital.
Pemerintah memanfaatkan layanan tersebut untuk membagikan bantuan darurat. Hasilnya, jumlah orang yang hanya mengandalkan uang tunai kini berkurang signifikan.
Pakar inklusi keuangan di Bank Dunia Mahesh Uttamchandani menjelaskan, layanan yang dapat menyimpang uang, menabung dan membayar dengan uang sebenarnya adalah bagian sangat penting untuk keluar dari kemiskinan. “Karena membuat Anda lebih tahan terhadap guncangan ekonomi,” ujarnya.
Sebanyak 14 negara di kawasan Amerika Latin telah menggunakan alat keuangan virtual untuk mendistribusikan bantuan pandemi. Data ini didapatkan dari Better than Cash Alliance, sebuah koalisi pemerintah dan organisasi internasional yang mendorong opsi perbankan digital untuk membantu mengurangi kemiskinan.
Di Kolombia, setidaknya 1,6 juta orang yang tidak pernah memiliki rekening bank telah bergabung dengan jaringan keuangan negara sejak April. Sebanyak 80 persen menggunakan dompet digital, seperti DaviPlata, menurut Direktur Departemen Perencanaan Nasional Alberto Rodriguez.
Para pejabat mengatakan, 85,9 persen masyarakat Kolombia sekarang memiliki beberapa jenis akun. Level ini tidak pernah diproyeksikan pemerintah, setidaknya sampai 2022.
Keberhasilan Kolombia untuk meningkatkan inklusi keuangan terutama dikarenakan basis data yang kuat. Data ini membuat pemerintah dengan cepat mengidentifikasi warga negara yang memenuhi syarat untuk mendapatkan bantuan, namun tidak memiliki akun bank.
Negara ini juga merupakan rumah bagi banyak opsi perbankan virtual. Daviplata, misalnya, yang dibuat bank terbesar ketiga di Kolombia, Davivienda, pada 2021. Aplikasi lain, Movii, diluncurkan 18 bulan lalu dengan 300 ribu pengguna. Pada Agustus, lebih dari 1 juta orang terdaftar, kebanyakan berpenghasilan rendah.