REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Di tengah Pandemi Covid 19, pertumbuhan perbankan syariah di Jawa Barat masih baik. Bahkan, pertumbuhan aset perbankan syariah di Jabar mencapai 7,78 persen.
"Alhamdulillah, perbankan syariah pertumbuhannya di atas tujuh persen ini menggembirakan. Karena pertumbuhan syariah jauh melampuai perbankan keseluruhan," ujar Kepala OJK Regional 2 Jabar, Indarto, di acara Media Update Sinergi OJK dan BI Jabar, di Bandung, Kamis (12/11).
Indarto merinci, pertumbuhan DPK perbankan syariah di Jabar sebesar 13,37 persen. Kemudian, pembiayaan tumbuh 6,58 persen. Bahkan, masyarakat Jabar saat ini lebih memilih untuk menabung di bank syariah. Hal ini, tecermin dari DPK yang tumbuh 13,37 persen dan fungsi intermediasi rasio pembiayaan terhadap pendanaan (FDR) 83,15 persen.
"Dana yang disimpan di bank syariah juga tinggi. Ini menandakan syariah menjadi kepercayaan masyarakat," kata dia.
Sedangkan pembiayaan, meningkat sebesar 2,4 persen sepanjang Januari hingga September 2020 (ytd) dan 6,58 persen per September 2020 terhadap September 2019 (yoy). Sementara, kredit di konvesional sebesar 0,4 persen.
Ia menambahkan, perbankan syariah secara nasional pun tumbuh lebih baik dari konvensional. Hal itu, terlihat dari tingkat pertumbuhan secara nasional. Ini ditunjang oleh beberapa kebijakan. Misalnya, di Aceh bank konvensional tak boleh beroperas. Sehingga, semua mulai menggenjot perbankan syariah.
Sementara di Jabar, kata dia, pertumbuhan perbankan syariah tinggi karena fasilitas yang diberikan perbankan syariah sudah sangat baik. Misalnya, sudah ada m-banking. "Bahkan bank syariah ini bisa jadi lebih baik dan lebih murah," kata Indarto.
Selain itu, kata dia, fasilitas perbankan pun lengkap. Selain juga kesadaran masyarakat untuk berbank syariah yang sudah jauh lebih baik.
"Saya optimis perbankan syariah akan jauh lebih baik. Akan kita dorong. Seharusnya ini menjadi yang utama," kata dia.
Namun, menurut Indarto, perbankan syariah Jabar harus hati-hati dengan NPF yang sedikit lebih tinggi yakni 4,08 persen. Meski angka rasio pembiayaan bermasalah di perbankan syariah Jabar berkisar di angka itu, tetap dibutuhkan strategi untuk menekan NPF.
"Monitoring masih dilakukan tapi belum sebaik induknya," kata dia.