REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Agus Suparmanto meresmikan kantor baru Indonesia Trade Promotion Center (ITPC) Sydney. Ini sebagai bentuk optimalisasi fungsi kantor promosi dagang Indonesia di Sydney, Australia.
Peresmian dilakukan Mendag secara virtual dari Jakarta bersama Duta Besar RI untuk Australia dan Republik Vanuatu, Kristiarto S Legowo secara langsung dari Sydney pada Rabu (11/11). Agus didampingi Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Didi Sumedi, dan Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kasan.
Peresmian dihadiri pula secara langsung oleh Konjen RI untuk New South Wales, Queensland, dan South Australia Heru Hartanto Subolo, Atase Perdagangan RI Canberra Agung Wicaksono, Kepala ITPC Sydney Ayu Siti Maryam, perwakilan Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), jajaran KBRI Canberra, jajaran KJRI Sydney, serta importir, pelaku usaha, dan diaspora Indonesia di Australia. Turut hadir secara virtual Konjen RI Di Melbourne-Victoria Spica Alphanya Tutuhatunewa, Konsul Jenderal RI di Perth Dewi Gustina Tobing, Konsul RI Darwin Gulfan afero, serta President Australia Indonesia Business Council (AIBC) Phillip Turtle.
“Merevitalisasi ITPC Indonesia merupakan kunci penting bagi Kementerian Perdagangan (Kemendag). Sebab ITPC bukan hanya berfungsi sebagai institusi pemerintah, tetapi juga sebagai agen bisnis. Oleh karena itu, ITPC menjadi salah satu pendorong ekspor Indonesia ke dunia,” jelas Agus.
Ia menyampaikan, ITPC berperan memajukan pelaku usaha Indonesia, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). UMKM dinilai berperan penting bagi perekonomian Indonesia karena menjadi tulang punggung, tidak hanya bagi ekonomi Indonesia tetapi juga ekonomi global.
UMKM, lanjut dia, mewakili 95 persen dari semua perusahaan di seluruh dunia. UMKM menyumbang 60 persen lapangan kerja dan menyumbang sekitar 35 persen dari PDB di negara berkembang serta 50 persen di negara maju.
Di Indonesia, UMKM berkontribusi sebesar 57,8 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). “UMKM memiliki peranan yang sangat penting. Untuk itu, Kemendag berinisiatif menyediakan ruang pajangan di ruang pamer ITPC Sydney agar produk UMKM Indonesia memiliki peluang lebih besar di pasar Australia,” ujarnya.
Pada kantor baru ITPC Sydney terdapat area khusus yang menampilkan berbagai produk unggulan Indonesia, terutama produk UMKM yang berpotensi diminati buyer Australia. ITPC Sydney juga bekerja sama dengan Kementerian Koperasi dan UKM melakukan kurasi berbagai produk yang dipamerkan di kantor ITPC Sydney.
Saat ini, telah dipamerkan produk peralatan rumah tangga, kerajinan tangan, dan aksesori dari 21 UKM Indonesia. Agus menilai, ITPC Sydney merupakan salah satu proyek percontohan Kementerian Perdagangan yang bertujuan meningkatkan citra produk Indonesia bagi masyarakat Australia.
Kantor baru ITPC Sydney terletak di tempat yang strategis yaitu di kawasan pusat bisnis Sydney. Kantor yang semula beralamat di Suite 2/644 Botany Road, Alexandria menjadi Shop 3, Ground Floor, 7 Macquarie Place, Sydney yang lokasinya juga berdekatan dengan kantor pemerintahan Australia, seperti Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT), NSW Government, kantor perwakilan Indonesia, dan perdagangan negara lain.
“Lokasi baru ITPC Sydney berada di area pusat bisnis yang berjarak hanya satu kilometer dari Sydney Opera House. Lokasi ini dapat menarik perhatian tidak hanya rekan bisnis Australia, tetapi juga wisatawan dari negara lain. Selain itu, tepat di depan kantor ITPC terdapat ‘Macquarie Place Park’ yang merupakan tempat nongkrong favorit bagi penduduk lokal dan wisatawan,” tuturnya.
Pada periode Januari sampai September 2020, Kemendag mencatat, ekspor Indonesia ke Australia tercatat sebesar 1,81 miliar dolar AS atau meningkat 3,23 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 1,75 miliar dolar AS. Komoditas ekspor utama Indonesia ke Australia di antaranya logam, kayu, alat penerima televisi, pupuk.
Sedangkan impor Indonesia dari Australia pada Januari sampai September 2020 tercatat sebesar 3,36 miliar dolar AS, turun 17,10 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,05 miliar dolar AS. Impor Utama Australia dari Indonesia di antaranya minyak bumi, batu bara, ternak, bijih besi, serta konsentrat gandum dan meslin.