REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Asuransi Irvan Rahardjo mengatakan upaya Kementerian BUMN melakukan restrukturisasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) patut diapresiasi. Kendati begitu, Irvan mengingatkan agar upaya restrukturisasi dilakukan dengan optimal agar memberikan kepastian bagi para nasabah.
"(Restrukturisasi) ya itu itu bagus-bagus saja, tapi masalahnya memang yang harus lebih ditekankan itu ialah pembayaran tunai," ujar Irvan saat dihubungi Republika.co.id di Jakarta, Rabu (4/11).
Irvan juga mendorong Penyertaan Modal Negara (PMN) senilai Rp 22 triliun dapat disalurkan kepada perusahaan baru yakni IFG Life selaku entitas usaha BUMN yang juga anak usaha PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) yang kini bernama Indonesia Financial Group (IFG) untuk membayar dana nasabah. Irvan berharap dana PMN jangan sampai hanya tertahan di IFG, namun sebaiknya menjadi jawaban atas hak para nasabah. Irvan juga berharap IFG Life menjadi jalan keluar atas segala persoalan yang mendera Jiwasraya.
"Kita belum tahu seperti apa (prospek IFG Life) nanti karena dasarnya memindahkan portofolio yang sehat ke IFG, yang busuk ditinggal, nanti yang sehat misalnya yang dana pensiun jadi iuran pasti bukan lagi manfaat pasti, tapi ini masih berproses," ucap Irvan.
Irvan menilai holding BUMN asuransi, IFG, memiliki potensi besar asalkan tetap mengedepankan transparasi dan prinsip kehati-hatian.
Sebagai informasi, per 30 September 2020, liabilitas Jiwasraya berada di angka Rp 54,5 trilun dengan sisa aset mencapai Rp 16 triliun. Dengan begitu ekuitas Jiwasraya telah berada di posisi minus Rp 38,5 triliun.