REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus mendorong program perekrutan bersama BUMN untuk putra-putri Papua dan Papua Barat. Deputi Bidang SDM, Teknologi dan Informasi, Kementerian BUMN Alex Denni, mengatakan program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas ekonomi di daerah tersebut.
Alex menyebut proses perekrutan dengan target 1.000 orang akan dilakukan hingga akhir tahun. Alex mengatakan putra-putri Papua dan Papua Barat yang terpilih nantinya akan ditempatkan di berbagai BUMN.
"Insya Allah kami tetap berupaya melakukan rekrutmen sampai dengan akhir tahun ini, dan jika belum memenuhi target, kita akan lanjutkan tahun depan," ujar Alex dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id di Jakarta, Selasa (27/10).
Alex mengatakan Kementerian BUMN dibantu Forum Human Capital Indonesia (FHCI) dalam proses rekrutmen tersebut. Alex berharap putra-putri terbaik Papua dan Papua Barat sudah dapat memulai bekerja di BUMN pada Desember mendatang.
"Diharapkan awal Desember sudah bisa boarding. Untuk progres sudah berapa per hari ini mungkin bisa ditanyakan ke FHCI," kata Alex.
Menurut Alex, program ini diyakini akan membuat pemerataan ekonomi seperti tujuan pemerintah. Alex mengapresiasi komitmen BUMN dalam memberikan kesempatan terhadap putra-putri asal Papua dan Papua Barat.
Kata Alex, pemerataan pembangunan nasional yang dititikberatkan di daerah Papua dan Papua Barat oleh pemerintahan Joko Widodo memerlukan kesiapan yang menyeluruh, terutama pembangunan sumber daya manusia sebagai bagian dari penikmat dan pelaku pembangunan tersebut.
"Putra-putri daerah asal Papua dan Papua Barat harus bersiap," ucap Alex.
Warga suku Sebyar di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat, Muklis Nabi, menjadi salah satu contoh. Mantan penjaga apotek paruh waktu itu mendapat beasiswa dari Kabupaten Teluk Bintuni untuk menempuh pendidikan di Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas Teluk Bintuni atau yang lebih dikenal sebagai P2TIM.
"Saya awalnya coba-coba ketika P2TIM buka pendaftaran pertama dulu, Alhamdulillah kok tembus. Ya dari fasilitas semua, sangat lengkap. Makan, buku maupun modul semua disediakan oleh P2TIM, gratis. Saya sangat bersyukur bisa sampai ke Jakarta, kita bangun tol Bekasi, Cikunir. Dari Cikunir, tidak salah ada sekitar dua bulan, dua bulan itu saya dipindahkan ke Pancoran, untuk membangun stasiun, itu pun juga dari Adhi Karya," ujar Muklis.
Muklis berharap anak-anak Papua maupun Bintuni lainnya bisa mengikuti jejak mereka maupun senior-senior mereka yang telah lebih dahulu berkancah di panggung nasional dan internasional.
"Saya bekerja di sini, sebagai trigger, itu atas kemampuan saya, yang selama saya belajar. Sertifikasi yang telah mereka berikan, ya gitu lah yang saya dapat selama saya belajar. Maka dari itu, anak-anak Papua dan Papua Barat harus bisa lebih baik lagi ke depan. Harus bisa kita tunjukkan kompetensi kita sebagai anak daerah," ungkap Muklis.
Kebutuhan akan tenaga kerja dengan kemampuan dan kompetensi secara spesifik, rupanya telah dilihat Pemerintah Daerah Teluk Bintuni sejak 2017. Pada 2018, Pemda Teluk Bintuni secara resmi menggandeng Petrotekno untuk membuka pendidikan vokasi atau balai pelatihan, yaitu Pusat Pelatihan Teknik Industri dan Migas (P2TIM) Teluk Bintuni.
Sampai saat ini, P2TIM telah meluluskan lebih dari 500 tenaga kerja dengan 18 sertifikasi profesi, baik nasional, yakni BNSP, juga internasional, yakni ECITB dan Opito. 18 sertifikasi profesi ini menjadi modal bagi lulusan P2TIM di bidang teknik industri dan migas, dengan spesifikasi keahlian level dua di bidang rigging, scaffolding, electric, welding juga pipe fitting.
Kemampuan serta kompetensi ini, tak hanya dapat mendatangkan manfaat bagi dunia industri di Teluk Bintuni, Papua maupun Papua Barat. Bahkan beberapa lulusan P2TIM sudah memberikan kontribusi di level nasional.