REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) terus berupaya mengembangkan pasar modal syariah. Direktur Pengembangan BEI Hasan Fawzi mengatakan pengembangan akan dilakukan dari berbagai sisi, salah satunya dari sisi investor.
Menurut Hasan, saat ini investor saham syariah yang membuka rekening melalui Sistem Online Trading Syariah (SOTS) baru sekitar enam persen dibandingkan seluruh total investor yang ada. Untuk memperkuat basisi investor syariah, BEI akan merancang program edukasi, literasi dan inklusi.
"Melalui berbagai program edukasi, investor syariah ritel ini akan terus kita kembangkan sampai mendekati angka 10 persen," kata Hasan, Selasa (27/10).
Pengembangan pasar modal syariah juga akan dilakukan dengan mengembangkan efek serta instrumen syariah. Menurut Hasan, produk di pasar modal syariah sendiri saat ini sudah dilengkapi dengan peraturan serta perangkat yang sangat lengkap baik ditingkat POJK maupun fatwa yang dikeluarkan oleh DSN MUI.
BEI juga akan terus mengembangkan infrastruktur pasar modal syariah sesuai kebutuhan dan inovasi produk syariah. Pengembangan infrastruktur dilakukan untuk memastikan transaksi atau mekanisme yang dilakukan di pasar modal sesuai secara syariah sehingga kepercayaan investor tetap terjaga.
BEI juga akan menggandeng sejumlah pihak untuk mendukung peluncuran produk-produk investasi yang sekaligus bisa memberikan manfaat sosial. Pada tahun ini, BEI sudah meluncurkan wakaf saham serta zakat saham.