REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Indeks dolar sedikit lebih tinggi pada akhir perdagangan Kamis (22/10), menguat dari level terendah tujuh minggu ketika harapan paket bantuan virus corona menjelang pemilu AS memudar dan kasus Covid-19 melonjak di seluruh dunia, memberikan sedikit tawaran untuk aset aman seperti greenback. Sementara itu, harga emas berjangka anjlok hampir 25 dolar AS per ounce pada akhir perdagangan Kamis.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, terakhir diperdagangkan di 92,932, naik 0,22 persen dan di atas posisi terendah Rabu (21/10) di 92,469, yang menandai level terendah sejak 2 September, tetapi masih diperdagangkan bolak-balik dalam kisaran yang sempit.
“Kemungkinan besar bahwa kami akan mendapatkan lebih banyak berita buruk atau setidaknya tidak ada kabar baik dari sekarang hingga pemilu, mendorong investor keluar dari greenback,” kata Kathy Lien, direktur pelaksana di BK Asset Management.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi mengatakan pada Kamis (22/10) bahwa negosiasi menuju RUU bantuan baru sedang berlangsung dan bahwa undang-undang dapat diselesaikan "segera." Pembicaraan itu diragukan setelah Presiden Republik Donald Trump yang turun ke Twitter pada Rabu (21/10) malam menuduh Demokrat tidak mau menemukan kompromi yang dapat diterima dan di tengah pertentangan mendalam di antara Senat Republik terhadap paket stimulus baru yang besar.
Setelah mencapai tertinggi enam minggu pada Rabu (21/10) di tengah optimisme Brexit, sterling mundur terhadap mata uang AS. Pound Inggris terakhir turun 0,47 persen pada 1,3082 dolar.
Dolar Australia melemah 0,01 persen terhadap greenback menjadi 0,7116 dolar AS, sedangkan dolar Selandia Baru naik 0,44 persen menjadi 0,6680 dolar AS. Di tempat lain, yuan China mundur dari level tertinggi 27 bulan sehari sebelumnya di tengah tanda-tanda pihak berwenang semakin waspada atas kenaikan cepat mata uang baru-baru ini. Yuan di luar negeri diperdagangkan terakhir pada 6,6710 per dolar.
Sementara itu, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, turun tajam 24,9 dolar AS atau 1,29 persen menjadi ditutup pada 1.904,60 dolar AS per ounce. Pada Rabu (21/10), emas berjangka bertambah 14,1 dolar AS atau 0,74 persen menjadi 1.929,50 dolar AS, setelah naik 3,7 dolar AS atau 0,19 persen menjadi 1.915,40 dolar AS pada Selasa (20/10).
"Jumlah klaim pengangguran, yang jauh lebih baik dari yang diperkirakan, menekan emas," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA.