Kamis 22 Oct 2020 16:05 WIB

Meroket, Harga Bitcoin Capai Rp 190 Juta

Meroketnya harga Bitcoin ditopang fitur pembayaran Bitcoin yang dikeluarkan Paypal.

Rep: Novita Intan/ Red: Nidia Zuraya
Bitcoin
Bitcoin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Harga Bitcoin melewati level 12.950 dolar AS atau Rp 190 juta pada Rabu (21/10) malam. Ini menjadi harga tertinggi Bitcoin selama dua tahun terakhir.

Direksi dari Bitcoin Indonesia (Bitcoin.co.id) William Sutanto menilai salah satu faktor yang meningkatkan harga Bitcoin adalah perusahaan Paypal yang mengeluarkan fitur pembayaran Bitcoin. Paypal menerima Bitcoin sebagai salah satu hal yang mendorong permintaan Bitcoin secara masif, sehingga harganya meningkat.

Baca Juga

“Fitur Paypal tersebut ikut mendorong permintaan Bitcoin secara masif hingga membuat harganya mencapai puncaknya seperti yang kita ketahui, salah satu faktor yang meningkatkan harga Bitcoin adalah banyak permintaan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (22/10).

Bitcoin sempat menyentuh harga Rp 183 juta pada Agustus 2020. Bitcoin sempat turun ke level 10.000 dolar AS atau sekitar Rp 150 juta pada September lalu, kemudian Bitcoin terus merangkak naik.

“Pada Agustus lalu, menyentuh level 12.300 dolar AS atau sekitar Rp 183 juta. Ini harga tertinggi selama dua tahun terakhir. Kemudian ada masa pasar jenuh dan sempat menurun. Namun, itu terbukti bahwa penurunannya sementara dan tidak signifikan. Kini Bitcoin menyentuh level tertingginya lagi,” ucapnya.

Menurutnya pergerakan harga bullish yang dialami Bitcoin sudah diramalkan dari awal tahun. Jika dilihat dari masa itu, peningkatan harga Bitcoin melebihi 90 persen dan pada Januari 2020, harga Bitcoin masih berada level Rp 99 juta atau 7.300 dolar AS.

“Bahkan kalau kita lihat dari awal pandemi Covid-19 di Indonesia, yaitu pada Maret 2020, kenaikan Bitcoin naik melebihi 150 persen. Maret 2020 itu, Bitcoin sempat jatuh ke Rp 65 juta,” katanya.

 William menjelaskan pergerakan harga itu juga membuktikan bitcoin sebagai aset safe haven dan menjadi primadona pada musim pandemi ini. Tak heran orang-orang mengamankan uangnya ke aset kripto yang paling populer tersebut, saat harga instrumen investasi lain tidak mempan dengan ‘serangan’ wabah Covid-19.

“Bukan tidak mungkin Bitcoin kembali melewati harganya saat ini atau bahkan lebih tinggi dari yang diharapkan orang-orang,” ucapnya.

Menurut William peningkatan harga terjadi hingga pergantian pada 2021 karena ada beberapa sentimen yang mendongkrak harganya. Semisal yang turut mempengaruhi harga Bitcoin adalah ketidakstabilan politik di Amerika Serikat; serta hubungan China dan Taiwan yang semakin memanas.

“Di tambah dengan berita perusahaan-perusahaan besar mulai berinvestasi dan mengintegrasikan Bitcoin ke dalam bisnis mereka. Fundamental BTC saat ini sangat kuat,” jelasnya.

Selain itu, aset kripto terpopuler nomor 2, Ethereum akan melakukan upgrade menjadi Ethereum 2.0, peluncurannya dijadwalkan pada akhir tahun ini. Hal ini juga akan menarik minat orang-orang terhadap cryptocurrency, sehingga berdampak kepada harga Bitcoin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement