REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Satuan Tugas Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengatakan saat ini PT Bio Farma (Persero) tengah memproses pembuatan vaksin Sinovac pada fase III tahap III. Jika sesuai harapan, maka pada awal tahun depan produksi bisa dilakukan secara massal untuk kemudian didistribusikan ke seluruh Indonesia.
“Kita doakan semoga sesuai harapan. Pada dasaranya kenapa vaksin itu penting karena menjadi langkah pencegahan supaya kita semua tidak tertular penyakit. Kita terbebas dari wabah,” ujar dalam keterangan tertulis, Jumat (9/10).
Menurutnya salah satu mitos yang bertahan dan mengubah pola pikir masyarakat, sehingga menolak segala bentuk vaksinasi ini adalah hasil penelitian Dr. Andrew Wakefield di tahun 1998 yang menyatakan bahwa imunisasi Measles-Mumps-Rubella (MMR) sebagai penyebab autism.
“Ini tidak benar. Namun mampu menjadi mitos yang kuat di masyarakat. Hasil penelitian inipun sesungguhnya telah ditarik dan dinyatakan sebagai informasi yang salah, sehingga telah ditindak bahkan izin praktiknya dicabut oleh sebuah lembaga kesehatan, General Medical Council,” kata Reisa.
Vaksin dipastikan Reisa adalah sebuah proses penelitian yang hati-hati, tahap uji klinis dan rangkaian panjang sehingga aspek kesehatannya terjamin bisa dipertanggungjawabkan, termasuk vaksin Covid-19.
“Jadi masyarakat tak perlu ragu dan khawatir,” katanya.
Vaksinasi dan imunisasi harus dilakukan karena hal itu dikatakan Reisa tidak hanya melindungi diri sendiri tetapi juga melindungi orang lain, dimana akan tercipta kekebalan kelompok atau herd immunity masyarakat.
"Maka ini penting. Imbasnya kekebalan tubuh kita siap untuk melawan dan mengalahkan penyakit. Kalau ada virus atau bakteri yang masuk ke tubuh kita, sudah kebal. Kalaupun ada yang lolos satu-dua ke tubuh, pasti tidak akan separah kalau tidak divaksinasi," ucapnya.