REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro mengatakan Indonesia harus lebih kompetitif di sektor manufaktur. Oleh karena itu, ia mendorong para insinyur perkuat sektor manufaktur melalui inovasi teknologi.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Bambang dalam Webinar ITB-STEI ITB-IEEE Digital Initiative 2020 IEEETalk: Mengoptimasi Digitalisasi Industri Manufaktur di Tengah Pandemi Covid-19 dengan Industrial IoT, Sabtu (3/10) malam. "Indeks daya saing inovasi Indonesia masih berada pada peringkat 85 dari 131 negara, posisi yang masih perlu kita tingkatkan dan menjadi tugas bersama berbagai pihak. Oleh karena itu kita harus dorong para insinyur terus berinovasi melalui riset dan pengembangan, terutama di sektor manufaktur," kata dia, dalam keterangannya, Ahad (4/10).
Di Indonesia, sektor manufaktur mengalami kemerosotan sejak mewabahnya virus corona pada bulan Maret lalu. Kondisi ini disebabkan penurunan daya beli konsumen dan diperparah oleh beban input dari impor.
Menurut dia, sektor manufaktur Indonesia perlu ditingkatkan secara signifikan dari sisi daya saing. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor manufaktur terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia yang kian menipis.
"Meski manufaktur masih mendominasi PDB, tapi porsinya semakin lama, semakin menurun. Urgensi Indonesia untuk memperkuat sektor manufaktur itu sudah terjadi sejak tahun 90-an yang sifatnya labor intensif. Namun setelah krisis finansial Asia, tampaknya manufaktur kita mengalami penurunan kontribusi kepada PDB," kata dia lagi.