REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Transaksi keuangan secara fisik terus mengalami penurunan selama pandemi Covid-19. Bank Indonesia (BI) mencatat penurunan transaksi fisik ini tercermin dari penggunaan ATM, kartu debit dan kredit yang turun hingga 18,9 persen.
Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan, pandemi membuat layanan digital kian diminati oleh masyarakat. "Dalam keterbatasan mobilitas manusia, sarana digital jadi pilihan untuk transaksi keuangan," kata Perry dalam sebuah diskusi virtual di Jakarta, Selasa (29/9).
Selama pandemi, Perry mengatakan transaksi yang berkaitan dengan layanan digital seperti simpanan maupun transfer meningkat 37,8 persen. Selain itu, penggunaan uang elektronik juga naik mencapai 65 persen.
Menurut Perry, bertransformasi digital merupakan sebuah keharusan yang harus dilakukan oleh industri perbankan untuk bisa bersaing di masa pandemi ini. BI sendiri telah berupaya membangun infrastruktur dan ekosistem digital agar agar bisa digunakan di berbagai sektor.
Menurut Perry, sejak tahun lalu BI telah meluncurkan sistem pembayaran digital untuk mengintegrasikan sistem keuangan di Indonesia. Sistem pembayaran ini memungkinkan pelaku usaha terhubung dengan fintech.
BI juga mendorong perbankan untuk melakukan open banking ataupun digital banking yang disesuaikan dengan bisnis model masing-masing bank. Menurut Perry, setidaknya saat ini terdapat 15 bank yang sudah mengadopsi digital banking dalam berbagai tahapan.
"Open banking atau digital banking ini perlu dilakukan agar bisnis bank tidak ketinggalan," tutur Perry.