REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mandukung penuh program National Logistic Ecosystem (NLE). Ia meyakini, program itu akan mempercepat proses ekspor dan impor.
"Jadi menyelaraskan arus barang (ekspor-impor). Ini program kita sambut sangat baik karena akan meningkatkan produktivitas nilai ekspor dan impor. Kita apresiasi sekali NLE," ujar Agus dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (24/9).
Ia menjelaskan, peran entitas logistik masih sangat dibutuhkan demi memperlancar arus barang. "Agar ekosistem logistik dapat maksimal, penyedia platform digital logistik baru sangat diharapkan," kata Agus.
Kementerian Perdagangan (Kemendag), lanjutnya, berupaya menyederhanakan proses perdagangan. Sekaligus mengoptimalkan penerapan kebijakan lain di bidang perdagangan.
Maka dengan program NLE, akan terjadi efisien logistik seperti penataan perdagangan dan terminal sesuai kebutuhan. "Terminal barang sangat penting bagi produktivitas ekspor dan impor, sehingga ekspor bisa naik dan impor bahan baku penolong ekspor juga lancar," jelas Agus.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, pemerintah melakukan reformasi sistem logistik dengan membangun Ekosistem Logistik Nasional (NLE). Sistem ini memungkinkan seluruh proses logistik dapat terintegrasi melalui satu jaringan.
"Penurunan biaya lima hingga enam persen ini terutama dikontribusikan dari seluruh proses hulu sampai hilir," kata Sri dalam kesempatan serupa.
Sri mengatakan, efisiensi terutama akan dirasakan dengan menghubungkan sektor-sektor transportasi dan melalui simplifikasi proses. Repetisi persyaratan maupun proses juga akan dihilangkan, terutama untuk memberikan kemudahan bagi pelaku usaha.
Dengan reformasi ini, Sri berharap, kontribusi sektor logistik terhadap daya saing perekonomian Indonesia juga semakin meningkat. Standar pelayanan dan transparansi yang tercipta melalui NLE juga ditargetkan mampu menciptakan ekosistem persaingan yang sehat.