Warta Ekonomi.co.id, Jakarta
Pemilik Grup Djarum, Budi Hartono merupakan orang terkaya no. 1 di Indonesia. Baru-baru ini beredar di Instagram surat dari Budi Hartono kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai keberatannya soal PSBB Total yang berlangsung di DKI Jakarta.
Surat yang diunggah dalam akun Instagram Peter Frans Gontha ini tertulis pada tanggal 11 September 2020. Budi Hartono menyebut bahwa pemberlakukan PSBB tidak efektif untuk menurunkan tingkat pertumbuhan infeksi virus Covid-19 di Jakarta.
Baca Juga: Kantongi Gelar Orang Terkaya Dunia Hampir 15 Tahun, Ini Cara Kerja Ekstrem Bill Gates!
Menurutnya, kapasitas RS di Jakarta akan tetap mencapai maksimum dengan atau tidak adanya pemberlakukan PSBB karena angka positif terus naik meski telah diberlakukan PSBB sejak lama.
"Hal ini disebabkan seharusnya pemerintah daerah atau pemerintah pusat harus terus menyiapkan tempat isolasi mandiri untuk menangani lonjakan kasus," tulis Budi Hartono.
Budi kemudian memberikan empat saran. Adapun saran yang pertama adalah ditegakkannya aturan dan pemberlakukan sanksi atas tidak disiplinnya sebagian kecil masyarakat dalam kondisi new normal.
Menurutnya, tugas untuk memberikan sanksi atau hukuman tersebut adalah tugas kepala daerah dalam hal ini Gubernur DKI Jakarta. Jadi, menurutnya, jangan karena membesarnya jumlah kasus terinfeksi Covid-19, kemudian Gubernur mengambil satu keputusan jalan pintas yang tidak menyelesaikan permasalahan sebenarnya.
Adapun saran kedua adalah Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah harus bersama-sama meningkatkan kapasitas isolasi masyarakat.
Lalu saran ketiga, pemerintah harus melaksanakan hal ini, yakni testing, isolation, tracing dan treatment. Sejauh ini masih banyak kekurangan dalam hal isolasi dan contact tracing.
Terakhir, saran yang keempat adalah perekonoman harus tetap terjaga sehingga aktivitas masyarakat yang menjadi motor perkeonomian dapat terus terjaga kesinambungan kehidupan bermasyarakat.
Budi Hartono menambahkan, melaksanakan PSBB yang tidak efektif berpotensi melawan keinginan masyarakat yang menghendaki kehidupan new normal, seperti memakai masker, jaga jarak dan cuci tangan secara rutin.
Budi juga mengungkap hasil lembaga survey bahwa masyarakat lebih banyak takut kehilangan pekerjaan, pendapatan dan kelaparan daripada terkena Covid-19.