Bank Indonesia menyampaikan perkembangan indikator stabilitas nilai Rupiah secara periodik. Pada Jumat (11/09/2020) Rupiah dibuka pada level (bid) Rp14.850 per dolar AS. Sementara itu Yield SBN 10 tahun naik menjadi 7,04%. Premi CDS (Credit Default Swaps) Indonesia 5 tahun naik ke 91,36 bps per 10 September 2020 dari 86,71 bps per 4 September 2020.
Berdasarkan data transaksi 7-10 September 2020, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp0,50 triliun, dengan jual neto di pasar saham sebesar Rp2,37 triliun dan beli neto di pasar SBN sebesar Rp1,87 triliun. Berdasarkan data setelmen selama 2020 (ytd), nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp153,29 triliun.
Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu II September 2020, perkembangan harga pada bulan September 2020 diperkirakan deflasi sebesar 0,01% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi September 2020 secara tahun kalender sebesar 0,92% (ytd), dan secara tahunan sebesar 1,46% (yoy).
Adapun penyumbang utama deflasi pada periode laporan antara lain berasal dari komoditas telur ayam ras dan bawang merah masing-masing sebesar -0,03% (mtm), daging ayam ras sebesar -0,02% (mtm), jeruk, cabai merah, cabai rawit, dan emas perhiasan masing-masing sebesar -0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas penyumbang inflasi yaitu bawang putih dan minyak goreng masing-masing sebesar 0,01% (mtm).
Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor secara cermat dinamika penyebaran COVID-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu, serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan.
Editor : Eva Martha Rahayu
www.swa.co.id