REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir berharap perekonomian nasional di kuartal III dan IV tahun ini lebih baik dibandingkan sebelumnya.
"Kita berharap di kuartal III dan IV atau sampai di akhir tahun ini paling tidak level perekonomian nasional berada di angka nol atau plus sedikit, dan kalau sampai minus pun jangan kebanyakan. Ini yang tentu kita harapkan bersama-sama," ujar Erick Thohir di Bandung, Jumat (11/9).
Apalagi, lanjut Erick Thohir, Bank Dunia, ADB, dan banyak negara sudah menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa sampai 4,5-5,5 persen pada tahun 2021. Ini hal-hal yang juga membuat Indonesia harus optimistis.
Bahkan ada data yang cukup menggelitik di mana pada 2024 bukan tidak mungkin dengan krisis yang sedang dihadapi banyak negara, justru Indonesia memiliki peluang untuk menyusul. Selambat-lambatnya perekonomian Indonesia mudah-mudahan masih bisa masuk peringkat lima besar dunia.
Memang dengan COVID-19 ini negara-negara yang memiliki populasi besar dan sumber daya alam melimpah, kata dia, diuntungkan. Tetapi khususnya bagi Indonesia perlu sekali percepatan logistik termasuk di dalamnya ada infrastruktur serta digitalisasi. "Hal ini yang bisa lebih menguatkan dan mempercepat Indonesia, selain pembangunan sumber daya manusia yang sangat penting," kata Erick Thohir.
Erick Thohir juga menyampaikan mengenai argumentasi awal ketika banyak pihak bicara lockdown atau beberapa metode lainnya yang diterapkan oleh sejumlah negara-negara luar, ini merupakan dinamika tarik ulur.
Tetapi Ketua Pelaksana Komite PCPEN itu yakin bahwa keputusan Presiden Joko Widodo sejak awal yang tidak menerapkan lockdown memang sudah tepat.
"Saya melihat secara persepsi awal sebagai pribadi terdahulu bahwa kalau kita melihat hasilnya bisa terlihat bahwa dibandingkan negara-negara G20, pelambatan ekonomi yang ada di Indonesia jauh lebih baik dibandingkan India ataupun Perancis, Amerika dan negara-negara lainnya," kata Erick Thohir.
Termasuk di Asia Tenggara, lanjut Erick, di mana negara-negara tetangga Indonesia sangat mengalami krisis yang lebih dalam akibat hantaman pandemi Covid-19.