REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Wijaya Karya (Persero) atau Wika optimistis mendapat hasil kinerja yang positif memasuki kuartal III hingga akhir 2020. Sekretaris Perusahaan Wika Mahendra Vijaya mengatakan hingga kuartal III, Wika sedang melaksanakan 11 proyek strategis nasional.
Dari proyek-proyek tersebut, sembilai di antaranya memiliki progres pekerjaan di atas 50 persen seperti proyek Jalan Tol Kunciran-Cengkareng, Jalan Tol Serang Panimbang, Jalan Tol Cisumdawu, Pelabuhan Patimban, Terminal Kijing, Bendungan Cipanas, Pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin, hingga PLTU Sulsel Barru 1x100 MW.
"Progres pekerjaan proyek strategis nasional secara implisit menunjukkan di tengah digulirkannya fase adaptasi kebiasaan baru merespons pandemi global, Wika tetap fokus menjalankan aktivitas operasinya," ujar Mahendra dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (10/9).
Kata Mahendra, Wika dapat menyelaraskan metode kerja, inovasi dan aktivitas operasi dengan situasi terkini secara konsisten dan prudent. Perusahaan siap mendukung pemulihan ekonomi lewat keberlangsungan proyek infrastruktur.
Mahendra tak menampik infrastruktur ikut terdampak dengan adanya re-focusing anggaran. Namun demikian, pemerintah tetap memiliki pandangan yang optimistis.
"Pertumbuhan ekonomi ke depan diproyeksikan memunculkan permintaan terhadap infrastruktur atau infrastruktur juga bisa mendukung pertumbuhan ekonomi," ucap dia.
Memasuki demester II 2020, lanjut Mahendra, perseroan memiliki perencanaan untuk mengikuti tender-tender proyek strategis di tanah air maupun mancanegara, antara lain proyek jalan tol, industrial estate, transportasi terpadu, bendungan, gedung, termasuk infrastruktur minyak dan gas. Ia menyebut Wika memiliki rekam jejak yang kompetitif dan efektif dalam menyelesaikan proyek-proyek strategis berskala mega di dalam maupun luar negeri.
"Ini bisa menjadi modal yang baik bagi kami," kata Mahendra.
Mahendra mengatakan perusahaan tetap akan mengedepankan asas prudential dan konsisten menjalankan aktivitas operasi di tengah kondisi pandemi. Menurutnya, asas prudential itu tercermin dengan dilakukannya review target dengan kalkulasi yang sangat terukur memperhatikan kondisi makro, seperti likuiditas keuangan yang ketat, peninjauan ulang terhadap anggaran pembangunan infrastruktur, dan terbatasnya arus mobilisasi sumber daya.
Sejalan dengan digulirkannya fase adaptasi kebiasaan baru, perseroan optimistis dapat mengembalikan ritme bisnisnya di tengah berbagai tantangan yang terjadi, termasuk adanya penilaian dari sebagian pihak tentang peningkatan risiko terhadap bisnis perseroan. Mahendra menyebut beberapa analis terkemuka seperti Bahana Sekuritas, UOB Kay Hian, Maybank Kim Eng masih merekomendasikan beli untuk saham Wika dengan upside rata-rata 27 persen per 9 September 2020.
"Hal ini menunjukkan Wika masih memiliki kapasitas tetap tumbuh. Pada rasio keuangan, parameter kondisi gearing ratio Wika pada kuartal II 2020 berada pada posisi 1,26x (dari maksimal level covenant 2,5x) yang menunjukkan Wika akan tetap beroperasi dengan baik dan siap menangkap peluang," kata Mahendra menambahkan.