Sabtu 05 Sep 2020 07:15 WIB

Tito: Realisasi APBD Meningkat, Percepat Pemulihan Ekonomi

Kemendagri selalu mengingatkan kepala daerah agar realisasi APBD dipercepat.

Mendagri Tito Karnavian
Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Mendagri Tito Karnavian

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengatakan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) di tingkat provinsi dan kabupaten/kota sudah meningkat. Hal ini diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi di sisa tahun ini.

“(Anggaran) provinsi sudah naik lebih kurang 44 persen (pekan ini) dari sebelumnya 37 persen, kemudian di tingkat kabupaten/kota, yang tadinya 37 persen itu sudah naik 42 persen,” kata Tito dalam jumpa pers daring dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian di Jakarta, Jumat (4/9).

Baca Juga

Tito mengatakan dirinya dan 548 kepala daerah selalu menggelar rapat evaluasi belanja daerah setiap dua pekan. Dia mengatakan Kemendagri selalu mengingatkan para kepala daerah agar realisasi APBD dipercepat untuk menghindari tekanan pertumbuhan ekonomi yang semakin dalam.

“Ini sudah September 2020, jangan sampai belanjanya tidak terserap, nanti berpengaruh ke uang beredar. Saat ini belanja pemerintah jadi yang utama,” ujar mantan Kepala Polri tersebut.

Presiden Joko Widodo pada rapat pengarahan kepada para gubernur di Istana Bogor, Selasa (1/9) meminta para kepala daerah mempercepat realisasi belanja APBD provinsi dan kabupaten dan kota, terutama yang berkaitan dengan belanja barang, belanja modal, dan bantuan sosial. Presiden mengingatkan di kuartal III 2020 ini, adalah momentum untuk mempercepat pemulihan ekonomi. 

Para kepala daerah harus bekerja ekstra keras untuk mengakselerasi penyerapan anggaran sebagai stimulus untuk menggerakkan konsumsi domestik. Kepala Negara juga mewanti-wanti risiko terjadinya resesi ekonomi di kuartal III 2020 ini, jika laju ekonomi masih mengalami kontraksi seperti halnya di kuartal II 2020 yang tumbuh minus 5,3 persen.

“Untuk kuartal III yang kita ini masih punya waktu satu bulan, yaitu Juli, Agustus, September, kita masih punya kesempatan di bulan September ini. Kalau kita masih berada pada posisi minus artinya kita masuk ke resesi (ekonomi),” kata Presiden.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement