Sabtu 29 Aug 2020 07:18 WIB

Cegah Pemalsuan Benih, Kementan Luncurkan Fitur Barcode

Fitur barcode produk benih ini dapat diakses lewat HP android.

Benih bawang putih. ilustrasi
Foto: PKH
Benih bawang putih. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian melalui Direktorat Perbenihan, Ditjen Tanaman Pangan meluncurkan fitur barcode atau QR Code pada produk benih. Fitur barcode ini dapat diakses lewat HP android sehingga dapat memberikan informasi peredaran benih secara cepat dan tepat.

Direktur Perbenihan Kementan Takdir Mulyadi mengatakan jika QR Code tersebut dipindai, akan menampilkan informasi jumlah, mutu, varietas, waktu, tempat serta status benih terkini yang beredar di Indonesia. Informasi ini akan mencegah potensi pemalsuan benih yang mungkin merugikan produsen dan petani.

"Aplikasi ini sangat diperlukan dan menguntungkan, karena dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pemalsuan benih yang luar biasa marak. Hal ini untuk melindungi produsen dan petani pengguna benih," kata Takdir di Jakarta, Jumat (28/8).

Takdir menjelaskan dengan sistem ini, selain meningkatkan kualitas layanan publik yang cepat, efektif, efisien, transparan, Kementan memberi kepastian jaminan mutu benih juga dapat ditelusuri, stok dan sebaran benih yang diproduksi dan beredar di dalam negeri.

Untuk itu, seluruh produsen benih harus mengakses seluruh produksi benih dan stok benih melalui aplikasi Barcode/QR Code, agar seluruh produksi dan stok yang beredar dapat tercatat dan terpantau di masyarakat. Kemudian ketika benih disalurkan, data jumlah stok akan berkurang secara otomatis.

"Hal ini sangat penting dan bermanfaat untuk pemerintah dalam mengambil langkah kebijakan tentang ketersediaan benih bermutu dalam negeri," kata Takdir.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi mengatakan hadirnya fitur barcode berbasis smartphone ini merupakan implementasi dari kebijakan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL).

Kementan berupaya meningkatkan pelayanan publik yang prima untuk merespons cepat permasalahan pemalsuan benih yang sering terjadi dan beredar di masyarakat, sehingga ketersediaan benih bermutu terjaga.

"Saat ini, aplikasi ini masih tahap uji coba di lapangan dan tahap penyempurnaan serta melengkapi sarana prasarana yang mendukung penerapan aplikasi Barcode/QR Code," kata Suwandi.

Ia menargetkan tahun depan semua benih bantuan pemerintah telah menggunakan barcode/QR Code yang dapat diakses dan dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat.

Salah satu pengusaha benih jagung hibrida dari PT BISI, Dodi, mendukung sistem aplikasi ini karena mempermudah bagi produsen dalam mengontrol peredaran benih, khususnya dalam mengetahui benih yang akan kadaluarasa dan jumlah stok benih yang beredar.

"Sistem ini mengingatkan masa berlaku benih perusahaan kami, dan sangat membantu perusahaan menjaga dan meningkatkan mutu benih," kata Dodi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement