Selasa 25 Aug 2020 13:31 WIB

PLN Kejar Pendapatan Rp 391 Triliun pada Tahun Ini

PLN terus meningkatkan penjualan tenaga listrik untuk pelanggan besar.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini .
Foto: PLN
Direktur Utama PLN, Zulkifli Zaini .

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) mentargetkan perolehan pendapatan sebesar Rp 391 triliun pada tahun ini. Dengan pendapatan sebesar ini PLN bisa mencapai kondisi keuangan yang sehat di 2021.

Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan untuk mengejar peningkatan pendapatan di tahun depan, upaya-upaya yang dilakukan perseroan di antaranya meningkatkan penjualan tenaga listrik untuk pelanggan besar yang tentunya dengan mendengar harapan dan keinginan pelanggan serta melakukan kajian  permintaan pelanggan besar.

Baca Juga

Selain itu meningkatkan penjualan tenaga listrik untuk pelanggan melalui program-program promo. PLN juga berupaya menjaga kecukupan pasokan listri di dalam negeri,

"Memberikan tarif kompetitif untuk pelanggan industri, sehingga mendorong konsumsi listrik dan mendorong roda perekonomian," kata Zulkifli di Komisi VII DPR RI, Selasa (25/8).

Zulkifli mengatakan PLN berupaya untuk terus melakukan efisiensi dengan menoptimalkan bauran energi melalui produksi listrik dan pembangkit non-BBM.

Selain itu menurunkan biaya energi primer dengan  mengoperasikan pembangkit energi baru terbarukan (EBT) seperti biofuel dan biosolar di daerah terpencil dan isolated. Kemudian, lanjut mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini, PLN mengupayakan pemberlakuan domestic market obligation (DMO) batubara dan gas dalam rangka menjamin kepastian biaya dan pasokan energi primer.

"Serta melaksakanan program efisiensi pemeliharaan dan optimalisasi persediaan," jelas Zulkifli.

Sepanjang Semester I 2020, PLN  mengantongi pendapatan usaha sebesar Rp 139,78 triliun atau meningkat 1,6 persen dibanding periode yang sama di tahun lalu Rp 137,52 triliun. Sementara dari sisi beban usaha mengalami penurunan dari Rp 152,51 triliun menjadi Rp 149,92 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement