Selasa 25 Aug 2020 01:37 WIB

Pendiri Tani Hub: Petani di Indonesia Hadapi Banyak Masalah

Petani punya peran strategis dalam menjaga ketersediaan pangan dalam negeri

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Petani menabur pupuk pada tanaman padi. ilustrasi
Foto: ANTARA /IRWANSYAH PUTRA
Petani menabur pupuk pada tanaman padi. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden sekaligus Co-Founder Tani Hub Group, Pamitra Wineka, mengungkapkan banyaknya masalah yang dihadapi petani di Indonesia. Padahal, petani punya peran strategis dalam menjaga ketersediaan pangan dalam negeri yang dibutuhkan seluruh masyarakat.

Pamitra mengatakan, sebelum mendirikan Tani Hub, pihaknya melihat sektor keuangan berkembang pesat untuk berbagai kegiatan usaha kecuali pertanian. Hal itu lantaran perbankan tidak menyukai risiko tinggi jika memberikan pinjaman kepada petani.

Baca Juga

Risiko yang tinggi itu, kata Pamitra, lantaran proses bayar utang yang tidak lancar. Hal itu disebabkan karena petani kesulita untuk mengakses pasar dalam menjual produknya yang dihasilkan dari modal pinjaman bank.

"Dan, kalau dapat pinjaman bank itu hanya sedikit, akhirnya sama tengkulak atau rentenir dan saat panen uang yang mereka harus kembalikan bunganya tinggi," kata Pamitra dalam konferensi pers, Senin (24/8).

Ia mengatakan, hal itu yang membuat petani di Indonesia kebanyakan masuk kategori miskin lantaran banyak utang yang dipikul. Sementara, luasan lahan yang dimiliki sangat kecil. Sekalipun punya tanah yang luas, hanya sebagian kecil yang digunakan karena keterbatasan modal dan sulitnya akses pemasaran.

"Lalu, harga jadi mahal dan tidak kompetitif. Petani tidak tahu pasar di mana, jadi petani itu profesi mulia tapi cenderung terlupakan," kata Pamitra.

Ia mengatakan, dalam kurun waktu empat tahun terakhir, Tani Hub terus memperkuat ekosistem bisnis dari hulu ke hilir yang membantu petani memasarkan produknya.

Sejauh ini, ia mengatakan, Tani Hub Group telah memiliki tiga anak usaha, yakni Tani Hub, Tani Fund, dan Tani Suplai. Ketiganya dibuat untuk saling mendukung operasional rantai pasok dari petani kepada konsumen.

Tani Hub, kata dia, juga sudah membangun gudang penyimpanan di lima kota dan akan terus ditambah untuk menambah jangkauan wilayah dan petani setempat. "Kita juga akan membangun infrastruktur langsung di daerah perkampungan. Jadi petani tidak perlu lagi jauh-jauh ke warehouse karena di desanya sudah ada," kata dia.

Lebih lanjut, kata dia, Tani Hub juga tengah mempersiapkan sistem untuk petani bisa belajar dengan petani yang lebih mahir atau dibina langsung oleh perguruan tinggi dalam dan luar negeri. Menurut dia, pengetahuan tradisional yang diperoleh petani kebanyakan masih secara turun temurun sehingga ilmu teknologi dan pengetahuan jarang diperbarui. "Jadi kita ingin menciptakan pengetahuan bagi petani," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement