REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengapresiasi peluncuran program pasar digital (PaDi) UMKM dari Kementerian BUMN, Bela Pengadaan dari LKPP dan Laman UKM dari Kementerian Koperasi dan UKM. Ketiga program ini merupakan angin segar bagi UMKM di Indonesia.
"Ini merupakan bukti nyata bentuk keberpihakan pemerintah kepada UKM agar bisa memperluas pasar sekaligus belajar untuk bisa lebih profesional atau naik kelas dari segi kualitas dan pengelolaan usaha," ujar Teten dalam acara 'Percepatan Perputaran Ekonomi Lokal, Launching Bela Pengadaan dan Laman UMKM, serta Pasar Digital UMKM' di Jakarta, Senin (17/8).
Teten mengatakan pandemi covid-19 membawa dampak besar bagi UMKM, baik dari sisi pembiayaan maupun menurunnya permintaan. Pemerintah telah menyusun program untuk menjawab persoalan pembiayaan melalui bantuan restrukturisasi pinjaman, subsidi bunga, subsidi pajak, dan dalam waktu dekat akan diluncurkan banpres produktif usaha mikro bagi yang belum memenuhi persyaratan mendapat kredit dari bank. Dari sisi permintaan, lanjut Teten, pemerintah berusaha menyerap produk UMKM. Presiden, kata Teten, memerintahkan kementerian dan lembaga belanja produk UMKM
"Pada anggaran 2020, per Juli, ada alokasi Rp 307 triliun, ini yang saya kira penting kita optimalkan untuk belanja kementerian dan lembaga," ucap Teten.
Kemenkop UKM, lanjut Teten, telah berkoordinasi instensif dengan LKPP terkait peluang UMKM terlibat pengadaan barang dan jasa lewat laman e-katalog bela pengadaan secara langsung. Hal ini bentuk keberpihakan terhadap UMKM agar tidak berhadapan langsung dengan usaha besar. Teten menilai adanya program bela pengadaan dan PaDi UMKM semakin memperluas akses pasar bagi para pelaku UMKM.
"Kemenkop UKM terus berupaya mendorong pelaku UMKM siap dan terdaftar di laman melalui pelatihan dan pendampingan. Kita apresiasi juga Kementerian BUMN yang meluncurkan PaDi yang membuka kesempatan UMKM perluas pasar dan transaksi dengan perusahaan BUMN. Saya kira ini akan memberi angin segar," kata Teten.