REPUBLIKA.CO.ID, DALLAS -- Seorang eksekutif maskapai American Airlines menyatakan, pihaknya berencana menghentikan penerbangan ke sekitar 30 kota kecil di Amerika Serikat jika pemerintah federal tidak memperpanjang bantuan yang diberikan. Tanpa bantuan tambahan dari pemerintah, maskapai penerbangan AS akan dipaksa membuat keputusan bisnis yang sangat sulit, termasuk pengurangan layanan.
American Airlines setuju melayani kota-kota kecil itu dengan syarat tetap bisa menerima bantuan 5,8 miliar dolar AS. Namun, uang dan persyaratan untuk melayani tujuan tersebut akan kedaluwarsa pada 30 September.
Ancaman Amerika Airlines itu dapat memberi tekanan yang lebih besar pada Kongres AS dan Gedung Putih dalam memberi tambahan 25 miliar dolar AS untuk biaya tenaga kerja maskapai penerbangan. Asosiasi penerbangan dan maskapai penerbangan tengah melobi Kongres untuk mendapatkan uang bantuan tersebut.
American Airlines mengatakan kepada pemerintah federal, jika bantuan diperpanjang, maka penerbangan akan dilanjutkan. Namun, jika uang itu tidak diperpanjang penerbangan ke kota-kota kecil akan dihentikan.
"Ini bukan ancaman yang tidak berguna, dan akan terjadi di semua operator jaringan," kata seorang agen perjalanan, Brett Snyder dikutip dari laman AP News, Ahad (16/8).
Maskapai lain menolak berkomentar tentang rencana tersebut. Namun, sebuah organisasi maskapai penerbangan mengatakan, operator membutuhkan bantuan karena pandemi Covid-19 terus merusak industri.
"Permintaan perjalanan udara belum kembali seperti yang diantisipasi," kata juru bicara grup Airlines for America, Katherine Estep.
Departemen Perhubungan AS menolak untuk memperpanjang aturan tersebut setelah 30 September. Pada Kamis (13/8) lalu, mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa masih akan memantau akses publik ke transportasi udara.
Eksekutif American Airlines tidak merinci kota mana saja yang bisa kehilangan layanan penerbangan. Namun, mereka mengatakan bahwa American Airlines hanya akan melayani beberapa penerbangan ke kota-kota kecil saja.
Pada Maret lalu, Kongres Amerika Serikat dan Presiden Donald Trump telah menyetujui hingga 50 miliar dolar AS untuk maskapai penumpang, termasuk 25 miliar dolar AS dalam bentuk hibah dan pinjaman untuk membantu menutupi biaya tenaga kerja maskapai hingga September 2020.
Amerika Serikat memperkirakan, wabah virus Covid-19 akan mereda pada musim gugur, sehingga maskapai penerbangan bisa stabil sendiri. Namun, perjalanan udara AS sampai saat ini ternyata belum juga stabil.
Berdasarkan angka Administrasi Keamanan Transportasi AS, perjalanan udara AS turun 95 persen pada April lalu dibandingkan dengan tahun lalu. Perjalanan udara di AS tetap turun lebih dari 70 persen pada Agustus.
Jika digabungkan, empat maskapai penerbangan terbesar di negara itu, yakni American Airlines, Delta Airlines, United Airlines, dan Southwest Airlines telah kehilangan lebih dari 10 miliar dolar AS pada kuartal kedua. Hal ini diyakini para analis akan menjadi titik terendah dalam industri penerbangan AS.
Maskapai penerbangan dan serikat pekerja mereka telah melobi untuk mendapatkan lebih banyak uang untuk dimasukkan dalam putaran baru bantuan pandemi untuk mencegah PHK di industri hingga April mendatang. Mereka telah mendapatkan dukungan dari lebih dari setengah anggota DPR.